
Pantau - Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) menyerukan tiga hal penting kepada seluruh media siber di Indonesia untuk menjaga integritas informasi dalam peliputan demonstrasi yang tengah berlangsung di berbagai kota.
Dalam pernyataan terbuka yang diterima di Jakarta pada Selasa, AMSI mengingatkan redaksi media siber agar waspada terhadap upaya penyebaran provokasi, ujaran kebencian, dan hoaks.
"Semua pengelola media massa dan para jurnalisnya harus berkomitmen menerapkan standar etika jurnalistik tertinggi dalam peliputan dan publikasi berita terkait aksi demonstrasi dan situasi terkini di tengah situasi yang tidak menentu," demikian isi pernyataan yang ditandatangani oleh Ketua Umum AMSI Wahyu Dhyatmika dan Sekretaris Jenderal Maryadi.
Tiga Seruan Utama AMSI untuk Media
Seruan pertama dari AMSI adalah agar media menjaga ruang digital tetap konstruktif dan demokratis.
Media diminta untuk berhati-hati agar tidak menjadi saluran bagi ujaran kebencian dan informasi provokatif yang dapat memperkeruh suasana.
Seruan kedua adalah ajakan kepada media dan jurnalis untuk menjaga integritas informasi, memastikan masyarakat mendapatkan berita yang faktual, terverifikasi, tidak bias, serta bebas dari manipulasi.
AMSI menekankan bahwa integritas informasi adalah prinsip kunci dalam menjaga kepercayaan publik dan kesehatan demokrasi.
Seruan ketiga menyoroti pentingnya peran media dalam melawan misinformasi dan disinformasi, termasuk yang menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) seperti deepfake.
"Media massa harus menerapkan disiplin verifikasi dalam pembuatan semua produk jurnalistiknya serta aktif melakukan cek fakta untuk menyanggah misinformasi atau disinformasi yang marak beredar, termasuk yang memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) dan deepfake," tegas AMSI.
Demonstrasi Masih Berlangsung, Media Diminta Jaga Kepercayaan Publik
AMSI berharap seluruh media, terutama anggotanya, mengikuti ketiga seruan tersebut agar fungsi media sebagai pilar keempat demokrasi tetap berjalan optimal dan kepercayaan publik terhadap media tetap terjaga.
Dalam sepekan terakhir, demonstrasi besar-besaran terjadi di berbagai kota di Indonesia.
Aksi ini dipicu oleh kematian Affan Kurniawan, seorang demonstran yang terlindas kendaraan taktis saat unjuk rasa di Jakarta pada Kamis, 28 Agustus 2025.
Tuntutan utama para demonstran meliputi transparansi dan pemangkasan tunjangan DPR, reformasi etika dan akuntabilitas lembaga legislatif, serta penolakan terhadap sejumlah RUU kontroversial.
Hingga Senin, 1 September 2025, demonstrasi masih berlangsung, namun sejumlah daerah seperti Palu dan DPRD Kabupaten Tangerang melaporkan aksi berjalan damai dan diterima langsung oleh pejabat publik.
Artikel ditulis oleh pewarta Livia Kristianti dan diedit oleh Indriani.
- Penulis :
- Aditya Yohan
- Editor :
- Tria Dianti










