
Pantau - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas meraih dua penghargaan dalam ajang BAZNAS Awards 2025 sebagai bentuk pengakuan atas kontribusinya dalam mendukung gerakan zakat nasional.
Penghargaan tersebut terdiri dari Special Award 2025 kepada Menteri PPN/Kepala Bappenas sebagai Menteri Pendukung Gerakan Zakat, serta penghargaan Kategori Mitra Terbaik untuk Kementerian PPN/Bappenas sebagai Lembaga Pendukung Ekosistem Zakat Sejahterakan Ummat.
Bappenas Kawal Kebijakan Zakat hingga Level Nasional dan Daerah
Direktur Ekonomi Syariah dan BUMN Kementerian PPN/Bappenas, Rosy Wediawaty, menyampaikan bahwa Bappenas sebagai Unit Pengumpul Zakat (UPZ) tidak hanya mencontohkan lewat zakat pegawai, tetapi juga berperan dalam pengawalan kebijakan zakat secara nasional.
"Bappenas tidak hanya mencontohkan lewat zakat pegawai, tapi juga memantau indikator zakat dalam RPJMN dan RPJMD," ungkap Rosy.
Bappenas juga mengintegrasikan arah kebijakan penguatan dana sosial syariah ke dalam dokumen perencanaan jangka menengah dan panjang, yaitu:
- RPJPN 2025–2045
- RPJMN 2025–2029
Selain itu, Bappenas mengawal agar Indeks Zakat Nasional (IZN) dapat digunakan sebagai indikator outcome pembangunan daerah melalui integrasinya ke dalam Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD).
Langkah ini memungkinkan IZN digunakan secara langsung dalam penyusunan RPJMD di berbagai daerah.
Himpun Zakat Rp249 Juta, Dorong Transparansi dan Digitalisasi
Sejak membentuk UPZ pada tahun 2019, Kementerian PPN/Bappenas telah menghimpun dana zakat, infaq, sedekah, dan dana sosial keagamaan lainnya (ZIS-DSKL) dari para pegawai.
Selama periode Agustus 2022 hingga Agustus 2025, total zakat yang berhasil dikumpulkan mencapai Rp249 juta dari 34 muzakki.
Jumlah ini mendukung target peningkatan rasio zakat terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebagaimana dirumuskan dalam RPJMN 2025–2029.
Rosy menegaskan pentingnya tata kelola yang transparan serta penggunaan teknologi digital dalam pengelolaan zakat.
"Masyarakat harus tahu jumlah pembayaran dan penyaluran zakat. Digitalisasi akan meningkatkan kepercayaan publik," ujarnya.
Zakat Jadi Pilar Ekonomi Inklusif dan Pengentasan Kemiskinan
Menurut Rosy, penghargaan ini menjadi motivasi bagi Bappenas untuk terus berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan dalam memperkuat zakat sebagai instrumen filantropi dan pilar pembangunan ekonomi inklusif.
"Tanpa dukungan berbagai pihak, target zakat tak bisa tercapai. Jika optimal, zakat akan menjadi kekuatan untuk pengentasan kemiskinan, peningkatan SDM, dan pertumbuhan ekonomi daerah," tutupnya.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf