Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

BKSDA Tindaklanjuti Laporan Warga soal Orang Utan Masuk Kebun di Sampit

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

BKSDA Tindaklanjuti Laporan Warga soal Orang Utan Masuk Kebun di Sampit
Foto: (Sumber: Warga Kotim menunjukkan lokasi kebunnya yang dimasuki orang utan kepada petugas BKSDA Resort Sampit, Jumat (5/9/2025). ANTARA/HO-BKSDA Sampit)

Pantau - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resort Sampit menindaklanjuti laporan warga Dusun Rongkang, Desa Natai Baru, Kecamatan Mentaya Hilir Utara, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, terkait gangguan orang utan yang merusak kebun buah di wilayah mereka.

Observasi dilakukan setelah warga melaporkan bahwa satu individu orang utan kerap masuk ke areal kebun di kilometer 26 Jalan Jenderal Sudirman Sampit.

"Kami melakukan giat observasi atas laporan warga mengenai gangguan orang utan yang masuk ke areal kebun buah-buahan," ungkap petugas BKSDA.

Temuan Sarang Baru dan Sisa Buah yang Dimakan

Saat tiba di lokasi, petugas BKSDA bertemu langsung dengan pelapor bernama Ijan dan warga lainnya, Tamrin.

Namun, saat dilakukan penelusuran, tidak ditemukan keberadaan langsung orang utan di area tersebut.

Meski begitu, petugas menemukan satu sarang kelas satu yang masih baru, utuh, dan dengan daun berwarna hijau segar, serta sisa buah-buahan yang telah dimakan.

Sarang kelas satu menandakan aktivitas satwa tersebut masih tergolong baru dan kemungkinan besar masih berada di sekitar lokasi.

Warga Khawatirkan Keselamatan dan Kerugian Ekonomi

Menurut keterangan warga, orang utan yang terlihat hanya satu individu berukuran besar.

Satwa tersebut sering memakan buah-buahan di kebun serta mematahkan dahan pohon saat bergerak.

Warga menyatakan bahwa kerusakan pada buah bukan masalah utama, namun kekhawatiran utama adalah potensi serangan terhadap manusia dan kerusakan parah pada pohon buah yang bisa menimbulkan kerugian ekonomi.

Warga berharap pihak berwenang dapat segera mengevakuasi atau mengamankan orang utan tersebut agar tidak kembali meresahkan masyarakat.

Karena tidak ditemukan langsung, BKSDA meminta warga untuk terus memantau pergerakan orang utan dan segera melapor jika keberadaannya terdeteksi kembali.

"Kami juga menjelaskan terkait perilaku orang utan dan teknik pemantauan pergerakan orang utan," jelas petugas BKSDA.

Penulis :
Ahmad Yusuf