Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Dari Perkebunan ke Cangkir: Yunnan Ubah Kopi Jadi Motor Revitalisasi Pedesaan

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Dari Perkebunan ke Cangkir: Yunnan Ubah Kopi Jadi Motor Revitalisasi Pedesaan
Foto: (Sumber: Seorang dosen memberikan kuliah bertema kopi di Fakultas Tanaman Tropis, Universitas Pertanian Yunnan (YAU), di Kota Pu'er, Provinsi Yunnan, pada 10 September 2024. ANTARA/Xinhua/Hu Chao.)

Pantau - Perkebunan kopi di Provinsi Yunnan, China, mengalami transformasi besar dalam beberapa tahun terakhir. Di tengah awal musim gugur di wilayah Shuangjiang, para pekerja terlihat memangkas dahan dan menyiangi gulma di kebun milik Nest Coffee Estate—tanda dimulainya babak baru bagi kehidupan desa.

Perkebunan Jadi Destinasi Wisata, Ekonomi Desa Terangkat

Tak lagi hanya fokus menanam, kebun kopi di Yunnan kini berkembang menjadi kafe desa bergaya perkebunan yang menyatukan pertanian, roasting, penginapan, dan pengalaman imersif bagi pengunjung.

“Dulu, satu-satunya tujuan utama perkebunan ini hanyalah menanam biji kopi. Kini, perkebunan itu memadukan pertanian, proses pemanggangan (roasting), dan penginapan menjadi satu cangkir,” ungkap seorang pengelola Nest Coffee Estate.

Hasilnya, pada tahun lalu Nest Coffee Estate mencatat penjualan senilai 25 juta yuan dan menambah pendapatan rata-rata 3.000 yuan bagi setiap petani yang terlibat.

Yunnan saat ini menyumbang 98 persen produksi kopi nasional China, dengan luas tanam melebihi 1,2 juta mu (sekitar 80.000 hektare) dan output tahunan mencapai lebih dari 140.000 ton.

Pemerintah Yunnan pun merancang strategi peningkatan nilai kopi dari hulu ke hilir, mulai dari ladang, produksi, konsumsi, hingga penciptaan budaya kopi yang kuat.

Pariwisata Kopi Dorong Mobilisasi Ekonomi dan Budaya

Tren wisata kopi kini menjelma menjadi kekuatan ekonomi baru.

Kota Pu’er, yang sebelumnya dikenal sebagai sentra teh, kini menjelma menjadi pusat wisata kopi dengan kebun tematik, jalan bertema kopi, dan festival budaya.

Di Nanping, Pu’er, konsep “ekonomi perkebunan” telah membuahkan tujuh kebun kopi butik yang setiap tahunnya menarik lebih dari satu juta pengunjung.

Selama liburan Tahun Baru Imlek 2025, Pu’er mencatat lebih dari 3,25 juta pengunjung, naik 13,71 persen dibanding tahun sebelumnya, dengan total belanja wisata mencapai sekitar 3,44 miliar yuan.

Di Desa Xinzhai, Distrik Longyang, Kota Baoshan—yang dijuluki "desa kopi pertama di China"—seluruh lingkungan desa dihiasi pohon kopi dan mural bertema kopi, menegaskan identitas budaya kopi yang kuat.

Desa ini rutin menggelar festival wisata kopi, kompetisi menyeduh, dan forum internasional, menarik 200.000 pengunjung setiap tahun, serta telah menjadi desa wisata unggulan di Yunnan.

“Dari proses pemanggangan biji kopi hingga penyeduhan kopi, selalu ada hal baru yang bisa dipelajari di setiap langkahnya,” ungkap seorang pengunjung.

Teknologi Modern Percepat Transformasi Industri Kopi

Teknologi digital dan otomatisasi turut memperkuat industri kopi di Yunnan.

Aplikasi digunakan untuk memantau kelembapan tanah, drone menyemprotkan nutrisi organik, dan konsumen dapat memindai kode QR untuk melacak asal-usul biji kopi.

Siaran langsung berbasis komputasi awan memungkinkan konsumen menyaksikan proses pengeringan biji kopi secara real-time dan membeli secara daring hanya dengan satu klik.

Gudang logistik modern di kota besar seperti Beijing dan Shanghai bahkan memungkinkan pengiriman kopi dalam semalam.

Transformasi ini tidak hanya membawa kopi dari perbukitan Yunnan ke kafe perkotaan, tetapi juga menjadi simbol kebangkitan desa berbasis pertanian modern.

Pemerintah Yunnan menyebut “wisata kopi” kini menjadi pola baru pengembangan terintegrasi yang menyatukan teknologi, inovasi bisnis, klaster industri, integrasi budaya, serta peningkatan nilai di seluruh rantai pasok kopi.

Penulis :
Aditya Yohan