Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Seniman Disabilitas Ubah Sampah Laut Jadi Teater Boneka di Labuan, Suarakan Krisis Teluk Terkotor

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Seniman Disabilitas Ubah Sampah Laut Jadi Teater Boneka di Labuan, Suarakan Krisis Teluk Terkotor
Foto: (Sumber: Seorang warga melakukan parade menggunakan boneka ubur-ubur yang terbuat dari sampah plastik di Teluk Labuan, Pandeglang, Banten, Rabu (10/9/2025). ANTARA/Desi Purnama Sari)

Pantau - Para seniman disabilitas dari komunitas Special Needs Artivity (SNA) mengubah sampah laut menjadi karya seni dalam pertunjukan teater boneka di Labuan, Pandeglang, Banten, sebagai bentuk kepedulian terhadap isu sampah pesisir.

Kegiatan yang berlangsung dari 8 hingga 10 September 2025 ini tak hanya menampilkan pameran, tetapi juga diskusi dan pementasan teater boneka dengan properti yang seluruhnya terbuat dari bahan daur ulang.

Ketua Komunitas SNA, Khairul Hakim, menyebut bahwa inisiatif ini lahir sebagai respons atas viralnya Teluk Labuan yang dinobatkan sebagai salah satu pantai terkotor oleh Pandawara Group pada tahun 2024.

"Kami ingin merespons isu itu lewat seni. Bagaimana menjadikan keresahan lingkungan sebagai ekspresi yang bisa menyentuh publik," ujar Khairul Hakim.

Kolaborasi dan Karya dari Sampah Kiriman

Sejak Desember 2024, para seniman SNA berkolaborasi dengan Pandeglang Creative Hub, GudRND Jakarta, Komunitas Botol, dan Precious Plastic Bandung.

Kolaborasi ini mencakup riset dan lokakarya kreatif untuk mengubah sampah menjadi karya seni yang fungsional.

Kegiatan ini mengusung tajuk “Tina Sagara ka Sagala” yang berarti “dari laut untuk segala”, dengan hasil utama berupa boneka dan alat musik yang dibuat dari sampah yang mencemari pesisir Teluk Labuan.

Semua karya dipamerkan di Balai Pelabuhan Perikanan Pantai (BPPP) Labuan dan digunakan sebagai properti utama dalam pertunjukan.

Khairul menjelaskan bahwa sebagian besar sampah di Teluk Labuan merupakan sampah kiriman, bukan berasal dari warga lokal.

"Sebagian besar sampah itu bukan berasal dari warga sekitar, melainkan terbawa arus dari perkotaan," jelasnya.

Panggung Boneka untuk Laut yang Terluka

Puncak acara digelar pada malam Rabu, menampilkan teater boneka yang mengangkat kisah kenangan masyarakat terhadap Teluk Labuan.

Cerita dalam pertunjukan menggambarkan kondisi Teluk Labuan yang dahulu menjadi tempat penyu bertelur, namun kini berubah menjadi tumpukan sampah.

"Melalui panggung seni, SNA ingin menyuarakan bahwa pemulihan Teluk Labuan memerlukan kerja sama berbagai pihak agar laut kembali menjadi rumah bagi penyu dan biota lainnya," ujar Khairul.

Kegiatan ini menjadi bukti bahwa seni dapat menjadi alat refleksi lingkungan yang inklusif dan menyentuh, bahkan lahir dari tangan-tangan para penyandang disabilitas.

Penulis :
Aditya Yohan