
Pantau - Perumda Pasar Jaya mengungkapkan bahwa banjir yang kerap terjadi di Pasar Cipulir, Jakarta Selatan, disebabkan oleh keterlambatan petugas Dinas Sumber Daya Air (SDA) dalam mengoperasikan pompa penyedot genangan saat hujan turun.
"Tim SDA dan mesinnya harus siaga (standby), namun di lapangan pada saat hujan ternyata mereka belum langsung standby," ujar Aji Prasetyo, Asisten Perawatan Area 10 Perumda Pasar Jaya.
Menurut Aji, keterlambatan aktivasi pompa menyebabkan air dari jalanan luar cepat masuk dan menggenangi area dalam pasar yang letaknya lebih rendah dibandingkan jalan sekitarnya.
Pompa Tidak Siaga, Air Masuk Pasar dari Jalanan
Aji menjelaskan bahwa genangan seharusnya bisa dicegah apabila petugas SDA langsung datang dan mengaktifkan pompa segera setelah hujan turun.
"Dia (petugas SDA) itu datang harus mengaktifkan mesin pompa untuk menyedot air yang di saluran. Kalau langsung diaktifkan, air akan mengalir ke kali, bukan ke dalam pasar," katanya.
Banjir yang terjadi juga diperparah oleh dua proyek saluran air yang belum rampung, menyebabkan saluran lama ditutup dan tidak ada jalur pembuangan menuju Kali Pesanggrahan.
Dampaknya, air hujan dari jalan justru melimpas masuk ke area pasar.
Proyek Saluran Air Belum Rampung, Normalisasi Kali Mendesak
Aji meminta Dinas SDA DKI Jakarta segera menyelesaikan dua proyek saluran air di sekitar Pasar Cipulir, yaitu:
Proyek saluran di depan Pasar Cipulir
Proyek saluran dari ITC Cipulir menuju Seskoal
Selain itu, ia juga mendesak agar normalisasi Kali Pesanggrahan segera dilakukan sebagai bagian dari solusi jangka panjang pengendalian banjir.
Banjir di Pasar Cipulir telah berlangsung sejak November 2024 dan hingga kini masih terus terjadi.
Pihak pengelola pasar telah melaporkan kejadian banjir sebanyak 8 kali melalui aplikasi Jakarta Kini (JAKI), dengan catatan bahwa banjir telah terjadi sebanyak 10 kali di lokasi yang sama.
2.800 Pedagang Terancam Rugi, Minta Solusi Konkret dari Pemprov
Pasar Cipulir saat ini dihuni oleh lebih dari 2.800 pedagang, dan banjir yang terus berulang menyebabkan gangguan terhadap aktivitas perdagangan serta kerugian ekonomi.
Pengelola, pedagang, dan pengunjung mendesak Pemprov DKI Jakarta untuk segera mengambil langkah konkret agar banjir tidak lagi menggenangi pasar.
Mereka berharap ada solusi permanen yang mencakup perbaikan sistem drainase, percepatan penyelesaian proyek saluran air, serta kesiapsiagaan petugas dalam mengoperasikan pompa penyedot air.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf