
Pantau - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memperkirakan 10 persen dari lulusan baru universitas dapat langsung masuk dunia kerja melalui program magang link-and-match yang resmi diluncurkan di Istana Kepresidenan RI, Jakarta, Senin.
Program Magang Link-and-Match dengan Gaji Setara UMP
Airlangga menjelaskan bahwa program magang ini merupakan salah satu dari delapan program terbaru pemerintah untuk tahun 2025.
"Salah satu yang kita juga dorong adalah link-and-match antara fresh graduate untuk masuk lapangan kerja. Nah pemerintah akan kasih 6 bulan gaji setara UMP (upah minimum provinsi). Jadi, fresh graduate itu 10 persen akan langsung masuk ke lapangan kerja dengan link-and-match," ungkapnya.
Peserta program ditujukan bagi lulusan baru dan mereka yang lulus maksimal satu tahun sebelumnya, tanpa batasan usia.
Airlangga menambahkan, "Jadi, kita berharap dengan 6 bulan (magang, red.), mereka punya kemampuan sesuai dengan kemampuan industri sehingga bisa langsung lepas, dan masuk ke industri."
Kuota peserta ditetapkan sebanyak 20.000 orang dengan uang saku setara UMP sebesar Rp3,3 juta per bulan selama enam bulan.
Pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar Rp198 miliar untuk mendukung pelaksanaan program ini.
Pelaksanaan di Daerah dan Dukungan Industri
Pelaksanaan program melibatkan pemerintah pusat, pemerintah daerah, perguruan tinggi, dan industri.
"Link-and-match kita atur pusat, tetapi kan perguruan tinggi di daerah diharapkan, (lulusannya, red.) dipekerjakan dengan industri di daerah, misalnya Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten," jelas Airlangga.
Sementara itu, untuk lulusan baru dari daerah 3T (terluar, terdepan, tertinggal), pemerintah pusat akan langsung menangani penempatan mereka.
"Di daerah 3T, kita harus pindahkan mereka sesuai dengan lapangan kerja yang tersedia," katanya.
Adapun bagi lulusan yang telah menganggur lebih dari satu tahun, Kementerian Ketenagakerjaan menyiapkan jalur berbeda.
Airlangga menyebut, “Mereka (Kemenaker, red.) membuat program peningkatan produktivitas, antara lain dengan melakukan re-training, dan re-skilling. Jadi, itu jalur yang sesuai dengan program di Kementerian Ketenagakerjaan.”
- Penulis :
- Arian Mesa