Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Kemenhub Perkuat Konektivitas Transportasi Nasional untuk Pemerataan Ekonomi

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Kemenhub Perkuat Konektivitas Transportasi Nasional untuk Pemerataan Ekonomi
Foto: (Sumber: Direktur Angkutan Udara Ditjen Hubud Kemenhub Agustinus Budi Hartono (kanan), Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Ahmad Yani (kedua kanan), Direktur Angkutan Lalulintas dan Angkutan Laut Ditjen Perhubungan Laut Kemenhub (kiri), dan Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api DJKA Kemenhub Arif Anwar (kedua kiri) dalam Press Background Konektivitas Antarwilayah untuk Pemerataan Ekonomi di Jakarta, Senin (15/9/2025). ANTARA/Harianto)

Pantau - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menegaskan komitmen memperkuat konektivitas transportasi nasional guna mendukung mobilitas barang dan orang, sehingga tercipta akses merata, terjangkau, serta mendorong pemerataan ekonomi di seluruh wilayah.

"Dengan konektivitas yang semakin baik, kami berharap perekonomian daerah tumbuh dengan cepat, kesenjangan antarwilayah berkurang, serta peluang usaha semakin terbuka," kata Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenhub Ernita Titis Dewi.

Upaya di Sektor Darat dan Laut

Sekretaris Ditjen Perhubungan Darat Ahmad Yani menyebut sejumlah langkah yang ditempuh, antara lain penyediaan angkutan lintas batas negara, subsidi angkutan orang, barang, serta penyeberangan, dan modernisasi layanan angkutan perkotaan.

Hasil survei triwulan kedua per Juni 2025 mencatat tingkat kepuasan masyarakat terhadap transportasi darat mencapai 96,01 persen, sementara layanan perintis baru menjangkau sekitar 75 persen daerah terpencil, perbatasan, dan kepulauan.

Pada sektor laut, Ditjen Perhubungan Laut mempercepat pergerakan orang, barang, dan jasa melalui kapal perintis, Public Service Obligation (PSO) angkutan laut, trayek rede transport, serta kapal khusus ternak.

Saat ini tercatat 107 trayek kapal perintis dengan kapasitas 38.604 penumpang dan 16.753 ton barang, 26 kapal PSO, 18 trayek kapal rede, 39 kapal barang perintis, serta 6 trayek kapal ternak berkapasitas masing-masing 500 ekor.

Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Budi Mantoro menjelaskan bahwa penugasan RPJMN 2025–2029 mencakup Asta Cita 3 pengembangan jaringan pelabuhan terpadu, Asta Cita 5 penguatan infrastruktur konektivitas dan logistik, serta Asta Cita 6 dukungan konektivitas kawasan perdesaan, perbatasan, dan transmigrasi.

Rencana Induk Pelabuhan Nasional meliputi 28 pelabuhan utama, 164 pelabuhan pengumpul, 166 pelabuhan pengumpul regional, 278 pelabuhan pengumpan lokal, 1.321 rencana lokasi pelabuhan, serta 55 terminal bagian pelabuhan umum.

Saat ini terdapat 102 pelabuhan komersial dan 534 pelabuhan non-komersial.

Konektivitas Udara dan Kereta Api

Pada sektor udara, Kemenhub menyediakan layanan penerbangan perintis dan jembatan udara dengan 266 rute penumpang, 46 rute kargo, dan 1 rute subsidi udara kargo.

Data Sisfoangud Perintis per 11 Agustus 2025 menunjukkan realisasi Januari–Juli 2025 meliputi 23.404 frekuensi penerbangan dengan 183.681 penumpang, serta 3.056 frekuensi angkutan kargo dengan muatan 1.859.378 kilogram.

Layanan perintis udara saat ini mencakup 22 korwil dari Sumatera hingga Papua, termasuk 10 korwil di Papua.

Di sektor perkeretaapian, pengembangan jaringan dilakukan melalui skema non-APBN seperti investasi swasta dan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).

Sejumlah moda berbasis teknologi telah beroperasi, antara lain MRT Jakarta, Skytrain Soekarno-Hatta, KA Makassar–Parepare, LRT Jakarta, Commuter Line, LRT Palembang, dan LRT Jabodebek.

Hingga kini terdapat lima angkutan perintis KA yang masih berjalan, yakni KA Cut Meutia, KA Lembah Anai, LRT Sumatera Selatan, KA Makassar–Parepare, dan KA Bathara Kresna.

Beberapa KA perintis sebelumnya telah naik status menjadi KA PSO setelah mencatat okupansi penumpang hingga 70 persen, seperti KA Siliwangi, KA Jenggala, KA Minangkabau Ekspres, dan KA Datuk Balembangan.

Penulis :
Aditya Yohan