Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Kepemilikan Saham di Bali Tembus Rp5,81 Triliun, Investor Pasar Modal Terus Bertumbuh

Oleh Arian Mesa
SHARE   :

Kepemilikan Saham di Bali Tembus Rp5,81 Triliun, Investor Pasar Modal Terus Bertumbuh
Foto: Investor mengamati informasi pergerakan pasar saham di Denpasar, Bali, Rabu 17/9/2025 (sumber: ANTARA/Dewa Ketut Sudiarta Wiguna)

Pantau - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bali mencatat nilai kepemilikan saham di Bali menembus Rp5,81 triliun pada semester I-2025, tumbuh 22,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024 sebesar Rp4,73 triliun.

Pertumbuhan Investor Pasar Modal di Bali

Kepala OJK Bali Kristrianti Puji Rahayu di Denpasar, Rabu, mengatakan, "Jumlah investor pasar modal wilayah Bali masih tetap menunjukkan pertumbuhan tinggi."

Jumlah investor saham di Bali tercatat sebanyak 160.067 Single Investor Identification (SID).

Angka itu tumbuh 24,29 persen dibandingkan Juni 2024 yang mencapai 128.784 SID.

Selain saham, investor Reksa Dana di Bali tumbuh tahunan sebesar 20,06 persen, sementara investor Surat Berharga Negara (SBN) meningkat 17,21 persen.

Nilai transaksi saham di Bali tercatat Rp3,54 triliun atau melonjak 143,07 persen dibandingkan Juni 2024 yang hanya Rp1,46 triliun.

OJK menilai pertumbuhan tersebut menunjukkan kepercayaan investor terhadap pasar modal Indonesia dan optimisme pada geliat ekonomi nasional.

Dorongan Literasi dan Inklusi Keuangan

OJK mendorong literasi dan inklusi keuangan di Bali, termasuk bagi penyandang disabilitas, sejalan dengan Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia 2021–2025.

Regulator menjalankan edukasi keuangan melalui berbagai strategi, seperti tatap muka, daring online, aliansi strategis, dan tematik.

Berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025, indeks literasi keuangan mencapai 66,46 persen, meningkat dibandingkan 2024 yang berada di angka 65,43 persen.

Indeks inklusi keuangan 2025 tercatat sebesar 80,51 persen, naik dari 75,02 persen pada 2024.

Namun, indeks literasi pasar modal hanya 17,78 persen dan inklusi pasar modal 1,34 persen, sehingga masih perlu ditingkatkan.

Penulis :
Arian Mesa