Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

PAM Jaya Pacu Layanan 100 Persen Air Perpipaan, Incar Akhiri Ketergantungan pada Air Galon dan Gerobak

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

PAM Jaya Pacu Layanan 100 Persen Air Perpipaan, Incar Akhiri Ketergantungan pada Air Galon dan Gerobak
Foto: (Sumber: Direktur Utama PAM Jaya Arief Nasrudin saat dijumpai di Balai Kota Jakarta, Jumat (19/9/2025). ANTARA/Lifia Mawaddah Putri.)

Pantau - Perumda PAM Jaya menargetkan seluruh warga Jakarta bisa menikmati layanan air perpipaan 100 persen pada tahun 2029, guna mengakhiri ketergantungan masyarakat terhadap air galon dan gerobak.

Meskipun menghadapi tantangan teknis dan infrastruktur, Direktur Utama PAM Jaya, Arief Nasrudin, menegaskan bahwa pihaknya terus bekerja siang dan malam demi mengejar target tersebut.

“Kami bekerja siang malam untuk mengakhiri ketergantungan warga kepada air galon dan gerobak. Target 2029 harus tercapai,” tegas Arief.

Penambahan Sambungan dan Proyek Pipa Skala Besar

Sejak pengambilalihan pengelolaan air dari swasta pada Februari 2023, PAM Jaya telah menambah 124 ribu sambungan rumah tangga.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga telah menargetkan pembangunan jaringan pipa sepanjang 7.000 kilometer hingga 2029.

Namun, proyek ini menyebabkan kemacetan lalu lintas karena pengerjaan dilakukan menggunakan badan jalan.

Selain kendala fisik, tantangan utama PAM Jaya adalah ketersediaan air baku.

Bendungan Karian yang dijanjikan oleh Kementerian PUPR hingga kini belum memberikan kontribusi.

Saat ini, 85 persen pasokan air baku Jakarta masih berasal dari luar wilayah, terutama dari Jatiluhur, Jawa Barat.

“Tapi pesan Pak Gubernur jelas: jangan bergantung pada satu sumber. Kami cari alternatif, bahkan ke Banten,” kata Arief.

Infrastruktur Tua dan Kebocoran Jadi Kendala Besar

Jaringan pipa yang sudah tua menjadi masalah serius.

Sebanyak 70 persen pipa berusia antara 25 hingga 40 tahun, banyak di antaranya tidak memenuhi standar food grade, rentan bocor, dan menyebabkan tingginya angka non-revenue water (NRW).

Kebocoran air diperkirakan menyebabkan kerugian hingga Rp1 triliun per tahun.

Untuk mengatasi persoalan ini, PAM Jaya mempercepat inovasi dalam sistem dan teknologi layanan.

Teknologi Baru dan Transformasi Digital

PAM Jaya saat ini tengah membangun empat Instalasi Pengolahan Air (IPA) baru yang berlokasi di:

  • Semanan,
  • Muara Karang,
  • Condet,
  • Kanal Banjir Barat 2.

Selain itu, PAM Jaya juga meluncurkan teknologi water purifier untuk memastikan air perpipaan tetap layak minum meski dialirkan melalui pipa lama.

“Air perpipaan PAM hanya Rp1 per liter, sangat murah dibanding air kemasan. Kami ingin masyarakat beralih,” ujar Arief.

Transformasi digital turut dilakukan, termasuk peluncuran super apps, pemasangan smart water meter digital pada 49 ribu pelanggan, serta pembangunan mobil laboratorium mikrobiologi.

Mobil laboratorium ini digunakan untuk melakukan pengujian kualitas air secara cepat langsung di lapangan.

Arief juga menekankan bahwa PAM Jaya hanya mengolah air permukaan dan tidak mengambil air tanah sebagai bentuk dukungan terhadap pelestarian lingkungan.

Penulis :
Aditya Yohan