
Pantau - Pemerintah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mengintensifkan gerakan penanaman pohon di wilayah pegunungan hingga dataran rendah sebagai bagian dari strategi antisipasi bencana hidrologi seperti banjir menjelang musim hujan.
Bupati Kudus, Sam’ani Intakoris, menegaskan pentingnya vegetasi dalam menahan laju aliran air hujan agar tidak langsung membebani sistem saluran air.
"Dengan begitu, aliran air bisa diperlambat sehingga tidak langsung membebani saluran," ungkapnya.
Penanaman pohon ini juga ditujukan untuk memulihkan lahan kritis dan menjaga keseimbangan ekosistem di kawasan rentan longsor dan banjir.
Ulang Tahun Kudus Ganti Styrofoam Jadi Bibit Pohon
Dalam rangka mendukung gerakan penghijauan, Pemkab Kudus mengimbau masyarakat dan instansi mengganti tradisi pemberian ucapan ulang tahun Kota Kudus berbahan styrofoam menjadi bibit pohon.
Bibit-bibit pohon tersebut akan didistribusikan kepada organisasi perangkat daerah (OPD) dan pihak-pihak yang membutuhkan untuk ditanam di lokasi strategis.
Langkah teknis lain yang sedang disiapkan adalah normalisasi sungai dan saluran air oleh Dinas PUPR sebagai antisipasi curah hujan tinggi yang berpotensi memicu banjir.
Bupati Sam’ani turut mengapresiasi pemerintah pusat atas proyek besar normalisasi sungai.
"Kami juga berterima kasih kepada Presiden Prabowo Subianto yang sudah melakukan normalisasi di beberapa aliran sungai besar, seperti Sungai Wulan, DAS Juwana, hingga Kali Juwono. Dengan begitu, aliran air bisa cepat menuju laut dan mengurangi risiko banjir," ujarnya.
Persiapan Bencana dan Dukungan Swasta
Untuk menghadapi potensi bencana, Pemkab Kudus telah menyiapkan mekanisme penanggulangan yang melibatkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Desa Tangguh Bencana (Destana), dan Taruna Siaga Bencana (Tagana).
Fasilitas evakuasi dan titik pengungsian sudah dipetakan di tiap desa sebagai bagian dari kesiapsiagaan menghadapi bencana alam.
Warga juga diimbau untuk segera menghubungi layanan darurat 112 apabila terjadi situasi darurat.
Selain faktor alam, Pemkab Kudus juga menyoroti pentingnya pengelolaan sampah untuk mencegah banjir, terutama penyumbatan di saluran sungai.
Mulai 2026, setiap desa akan menerima anggaran khusus untuk pengelolaan sampah secara mandiri.
Pemerintah daerah juga mengapresiasi peran sektor swasta seperti PT Djarum, Sukun, dan Polytron yang telah aktif membantu pengelolaan sampah, termasuk upaya penyerapan dan daur ulang sampah organik.
"Semoga langkah-langkah ini bisa menjadi antisipasi awal. Kita berharap hujan turun merata, aliran sungai lancar, dan Kudus terhindar dari bencana banjir," harap Bupati Sam’ani.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf