Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

BGN Sultra Latih 3.600 Relawan SPPG dan Penjamah Makanan Kelola Hidangan Bergizi dengan Higienis

Oleh Shila Glorya
SHARE   :

BGN Sultra Latih 3.600 Relawan SPPG dan Penjamah Makanan Kelola Hidangan Bergizi dengan Higienis
Foto: Suasana sosialisasi tata cara mengolah makanana yang higenis di SPPG se-Sultra oleh BGN (sumber: ANTARA/La Ode Muh Deden Saputra)

Pantau - Badan Gizi Nasional Regional Wilayah Sulawesi Tenggara (BGN Sultra) melatih 3.600 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dan penjamah makanan dalam pengolahan bahan makanan bergizi gratis (MBG) secara higienis di tiga lokasi, yakni Kendari, Baubau, dan Muna.

Edukasi Higienitas dan Sanitasi

Kepala Regional SPPG BGN Sultra Rifani Agnes Eka Wahyuni menyampaikan bahwa pelatihan ini ditujukan untuk memberikan pemahaman kepada relawan dapur SPPG dan penjamah makanan agar mampu mengolah makanan secara higienis dan berkualitas.

"Jadi, melalui pelatihan ini kami memberikan informasi dan pengetahuan baru kepada para relawan dapur SPPG apalagi mayoritas relawan ibu rumah tangga yang mungkin secara keilmuan belum mendapatkan pelatihan seperti penjamuan," ungkapnya.

Ia menambahkan, dengan pengelolaan yang tepat, makanan bergizi yang diberikan melalui MBG tetap terjamin kualitasnya sehingga penerima manfaat terhindar dari keracunan atau konsumsi makanan yang tidak layak.

Di Kendari, sebanyak 1.750 relawan yang berasal dari Konawe, Konawe Selatan, dan Konawe Utara mengikuti pelatihan, sedangkan di Kota Baubau pesertanya mencakup relawan dari Buton, Buton Tengah, dan Buton Selatan.

"Sementara di Kota Baubau, Buton, Buton Tengah dan Buton Selatan. Ada juga satu lokasi untuk Muna dan Muna Barat. Jadi, total 3.600 se-Sultra," jelas Rifani.

Selain pengolahan bahan makanan, peserta juga diberi pemahaman tentang sanitasi dan kebersihan dalam setiap tahap persiapan hingga pendistribusian.

Relawan diminta melakukan pengecekan rutin terhadap kebersihan air dan wadah makanan serta diajarkan mengelola limbah dapur MBG agar tidak mencemari lingkungan.

"Bahawa dalam tugasnya dari SPPG dan penjamah makanan oleh MBG tidak mengurangi atau memberikan beban berlebih masyarakat dan lingkungan sekitar," ujarnya.

Standar Penyimpanan dan Distribusi

Ketua Tim Infokom dan Pemasaran BPOM Kendari, Hasnah Nur, menegaskan pentingnya ketelitian dalam memilih bahan makanan sebelum diolah.

"Bahan makanan wajib disimpan di tempat dengan suhu tidak di bawah lima derajat dan tidak lebih dari 18 derajat," katanya.

Ia mengingatkan, daging dan ikan harus dipastikan tidak mengalami perubahan warna atau tekstur, serta makanan beku yang sudah dicairkan tidak boleh dibekukan kembali.

"Bahan makanan seperti daging, atau ikan pastikan tidak berubah warna dan teksturnya serta hal yang tidak boleh, makanan beku yang sudah dicairkan tidak boleh disimpan atau dibekukan lagi," tegas Hasnah.

Menurutnya, bahan yang disimpan dengan suhu tidak sesuai berisiko terkontaminasi bakteri dan menurunkan kualitas gizi.

Makanan yang sudah diolah pun wajib diperiksa suhunya secara berkala sebelum distribusi, mengikuti anjuran WHO yang menyatakan makanan hanya layak konsumsi maksimal dua jam setelah diolah.

"Selain itu alat-alat yang disiapkan mengolah bahan makanan tidak boleh disimpan di lantai. Dan orang yang menyajikan harus memakai alat pelindung diri (APD) lengkap," tambah Hasnah.

Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas gizi makanan khususnya bagi pelajar dan ibu hamil di Sulawesi Tenggara.

Penulis :
Shila Glorya