
Pantau - Bank Indonesia (BI) resmi menurunkan suku bunga acuan 7-day repo rate dari 5 persen menjadi 4,75 persen, kebijakan yang dinilai sejalan dengan strategi stimulus 8+4+5 pemerintah yang diluncurkan pertengahan September 2025.
Komitmen Pemerintah dan BI Jaga Pertumbuhan Ekonomi
Ketua Komisi XI DPR RI, Mukhamad Misbakhun, menegaskan penurunan suku bunga ini menjadi sinyal kuat bahwa pemerintah dan otoritas moneter berkomitmen menjaga pertumbuhan ekonomi melalui intervensi kebijakan yang terukur.
"Stimulus 845 itu kan adalah program pemerintah untuk melakukan intervensi pasar, memberikan dukungan bagaimana kinerja ekonomi itu bisa berjalan berkelanjutan. Dan tentunya ini kan untuk memastikan bahwa pemerintah ingin masyarakat itu merasakan program apa saja yang ditarget oleh pemerintah, dan pemerintah itu hadir di tengah mereka seperti apa," ungkapnya.
Ia menjelaskan, langkah BI tidak hanya menjaga ketersediaan dana di pasar, tetapi juga menurunkan biaya modal agar pelaku usaha lebih mudah melakukan ekspansi.
"Dikaitkan dengan penurunan tingkat suku bunga, 7 day repo rate-nya Bank Indonesia, diturunkan dari 5 menjadi 4,75 (turun) 0,25 basis point. Ini dalam rangka untuk memberikan signal bahwa likuiditas itu tersedia di pasar," katanya.
Dorongan bagi Dunia Usaha dan Sektor Riil
Misbakhun menilai kebijakan ini akan mendorong sektor riil, khususnya dunia usaha, untuk lebih aktif menyerap kredit perbankan.
"Diharapkan memberikan dorongan kepada sektor riil untuk kemudian masyarakat dunia usaha menyerap kredit perbankan. Karena likuiditas yang ada saat ini sangat memadai dan sangat cukup untuk dilakukan sebuah ekspansi usaha," tegasnya.
Dengan likuiditas yang terjaga, perbankan diharapkan menyalurkan pinjaman dengan bunga lebih rendah sehingga aktivitas usaha semakin bergairah.
Strategi Stimulus 8+4+5 sendiri merupakan paket insentif ekonomi yang disiapkan pemerintah pada tahun 2025 untuk memperkuat akselerasi ekonomi, melanjutkan beberapa program di tahun 2026, serta menyerap tenaga kerja.
Paket ini terdiri dari 8 program akselerasi pada tahun 2025, termasuk program magang bagi lulusan perguruan tinggi, bantuan pangan, padat karya, dan deregulasi.
Selain itu, terdapat 4 program yang dilanjutkan pada tahun 2026 serta 5 program khusus yang difokuskan pada penyerapan tenaga kerja.
- Penulis :
- Arian Mesa