Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Mentan: Hilirisasi Perkebunan Bisa Ciptakan 1,6 Juta Lapangan Kerja dan Dorong Kesejahteraan Petani

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Mentan: Hilirisasi Perkebunan Bisa Ciptakan 1,6 Juta Lapangan Kerja dan Dorong Kesejahteraan Petani
Foto: (Sumber: Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman (kedua kanan) memimpin rapat koordinasi (rakor) bersama BUMN pangan membahas hilirisasi komoditas perkebunan yang dilaksanakan di Kantor PT Sinergi Gula Nusantara (SGN), Surabaya, Jawa Timur, Selasa (23/9/2025). ANTARA/HO-Kementan)

Pantau - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyatakan bahwa program hilirisasi sektor perkebunan berpotensi menciptakan hingga 1,6 juta lapangan kerja baru, sekaligus membuka peluang ekonomi rakyat dan memperkuat industri nasional secara berkelanjutan.

Pernyataan ini disampaikan Amran dalam rapat koordinasi bersama BUMN pangan yang digelar di Kantor PT Sinergi Gula Nusantara (SGN), Surabaya, Jawa Timur, pada Selasa, 23 September 2025.

Arahan Presiden dan Fokus Peremajaan Komoditas Perkebunan

Amran menegaskan bahwa langkah hilirisasi merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden Prabowo Subianto.

"Jadi gini, ini sesuai arahan Bapak Presiden. Gagasan besar beliau, kita ingin hilirisasi perkebunan agar tercipta added value. Dalam program hilirisasi ini, kita juga lakukan replanting dengan tanaman baru," ujarnya.

Pemerintah telah menyiapkan anggaran sebesar Rp9,95 triliun untuk mendukung hilirisasi, termasuk pengadaan bibit gratis bagi masyarakat.

Program ini tidak hanya mendorong peningkatan produktivitas lahan, tetapi juga memperluas lapangan kerja baru di sektor pertanian dan perkebunan.

Peran pendampingan lapangan akan dijalankan oleh PT Perkebunan Nusantara (PTPN) sebagai perusahaan negara, dan dana pendukungnya telah dicairkan.

Salah satu fokus utama hilirisasi adalah komoditas tebu, melalui program bongkar ratoon atau peremajaan tanaman tebu yang tidak lagi produktif.

Pemerintah mengalokasikan dana Rp1,6 triliun untuk mendukung program ini.

Sebelumnya, program bongkar ratoon hanya mencakup 5.000 hektare per tahun, namun kini meningkat menjadi 17.000 hektare—naik 200 persen.

"Bayangkan, hanya dengan kebijakan saja dari pemerintah, bongkar ratoon yang biasanya hanya 5 ribu hektare per tahun, sekarang sudah mencapai 17 ribu hektare. Naik hingga 200 persen. Dan sekarang kita tambah lagi dana, bongkar ratoon gratis," ujar Amran.

Program ini menargetkan peremajaan 100.000 hektare lahan, dengan fokus utama di Jawa Timur sebanyak 70.000 hektare di 26 kabupaten.

Amran menyebut langkah ini sebagai salah satu bantuan terbesar pemerintah di sektor perkebunan.

"Kalau bisa, 3 bulan selesai. Dan, ini bukan akumulasi, tahun depan juga ada lagi. Jadi, tolong sampaikan kepada para petani, ayo segera bongkar ratoon, karena pemerintah sudah mencairkan dananya," imbuhnya.

KUR Tanpa Batas dan Komoditas Strategis Lain

Sebagai bentuk dukungan tambahan, pemerintah juga menghapus batas maksimal pinjaman subsidi Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk sektor pertanian.

Kini, petani bisa mengakses KUR tanpa batas akumulasi, selama memenuhi persyaratan.

"Ini menunjukkan betapa besar perhatian Bapak Presiden kepada petani, sangat luar biasa, BUMN insya Allah akan bangkit ke depan, harus bangkit secara eksponensial. Teman-teman PTPN juga petarung, tinggal ditemani bertarung," ujar Amran.

Selain tebu, pemerintah juga akan mengembangkan komoditas strategis lainnya, yakni:

  • Kakao
  • Kelapa
  • Kopi
  • Mete
  • Lada
  • Pala

Pemerintah menargetkan Indonesia menjadi negara unggul dan berjaya di sektor perkebunan, melalui sinergi kebijakan hilirisasi dan pendampingan langsung ke lapangan.

Rapat koordinasi ini melibatkan sejumlah BUMN pangan, antara lain:

  • Pupuk Indonesia Holding Company
  • Perum Bulog
  • PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III Holding
  • PTPN I
  • PTPN IV
  • PT Sinergi Gula Nusantara (SGN)
  • PT Riset Perkebunan Nusantara
  • ID Food
Penulis :
Ahmad Yusuf
Editor :
Tria Dianti