
Pantau - Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Lamhot Sinaga menegaskan peringatan Hari Tani Nasional 2025 harus menjadi momentum refleksi untuk memperkuat komitmen negara terhadap kedaulatan pangan.
Komitmen Negara terhadap Kedaulatan Pangan
Lamhot menyebut sektor pertanian bukan hanya terkait pemenuhan kebutuhan dasar, tetapi juga menjadi tulang punggung masa depan ekonomi dan kemandirian bangsa.
"Industri pangan yang kuat akan menjadi fondasi kedaulatan pangan," ungkapnya.
Ia menyoroti kontribusi industri makanan dan minuman yang pada 2024 menyumbang lebih dari 36 persen PDB industri pengolahan nonmigas dengan nilai ekspor mencapai 50 miliar dolar AS.
Namun, menurutnya, ketergantungan impor bahan baku masih terlalu tinggi.
Lamhot menegaskan arah kebijakan pangan Presiden Prabowo Subianto bertransformasi dari ketahanan pangan menuju kedaulatan pangan dengan menekankan kemandirian rakyat dan produksi dalam negeri tanpa impor.
Ia menyebut potensi hortikultura Indonesia besar, tetapi pasar masih dipenuhi produk impor seperti beras dan buah.
Pemerintah didorong menutup keran impor secara bertahap sambil memperkuat produksi lokal melalui benih unggul, pupuk, dan sistem logistik yang efisien.
Pupuk, Mekanisasi, dan Peran Petani
Lamhot menekankan pentingnya ketersediaan pupuk bersubsidi, dengan kapasitas produksi pupuk nasional sebesar 14,5 juta ton per tahun dan alokasi subsidi 9,55 juta ton pada 2025.
Hingga Mei 2025, penyaluran pupuk tercatat lebih dari 3 juta ton, dengan stok tersisa 2 juta ton di 27 ribu kios resmi.
"Jika petani dijamin akses pupuk, benih, dan pasar, mereka akan berani meningkatkan produksi. Kepastian pasar adalah jantung keberlanjutan pertanian," katanya.
Ia juga mendorong mekanisasi pertanian untuk meningkatkan efisiensi sekaligus menarik minat generasi muda, mulai dari penggunaan alat panen modern, irigasi otomatis, hingga drone pertanian.
Lamhot menekankan percepatan reformasi agraria dengan memanfaatkan lahan tidur agar produktivitas meningkat.
Data Sensus Pertanian 2023 mencatat lebih dari 27 juta rumah tangga usaha tani dengan kontribusi sekitar 38 juta tenaga kerja atau seperempat dari angkatan kerja nasional.
Di sisi lain, luas perkebunan kelapa sawit nasional telah mencapai 16,8 juta hektare dengan produksi tahunan sekitar 50 juta ton.
Nilai ekspor sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan pada 2025 diperkirakan mencapai 0,57 triliun dolar AS.
"Tanpa petani tidak ada pangan, dan tanpa pangan tidak ada kedaulatan bangsa. Petani adalah tulang punggung pangan nasional, negara harus berdiri di belakang mereka," tegas Lamhot.
- Penulis :
- Aditya Yohan