Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Komisi XII DPR Dorong Pengembangan Geotermal untuk Capai Net Zero Emissions 2034

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Komisi XII DPR Dorong Pengembangan Geotermal untuk Capai Net Zero Emissions 2034
Foto: (Sumber: Ketua Komisi XII DPR RI Bambang Patijaya)

Pantau - Ketua Komisi XII DPR RI, Bambang Patijaya, menegaskan bahwa energi panas bumi (geotermal) memiliki peran vital dalam mendukung transisi energi nasional menuju target Net Zero Emissions (NZE) pada tahun 2034.

Pernyataan tersebut disampaikan saat Kunjungan Kerja Spesifik (Kunspek) Komisi XII DPR RI ke Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Geotermal Kamojang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pada Kamis, 25 September 2025.

"Kami pikir dari situasi yang ada ini, PLTP Geotermal Kamojang ini merupakan satu contoh pengembangan geotermal dengan baik. Apalagi ini merupakan geotermal yang pertama. Lalu kemudian juga kita melihat secara umum, bagaimana pengembangan dan pemeliharaannya juga berjalan dengan baik," ungkap Bambang.

Ia menilai, Kamojang menjadi model pengelolaan geotermal yang baik sekaligus representasi dari potensi besar energi panas bumi di Indonesia yang perlu terus dioptimalkan.

Target 5,2 GW dan Keunggulan Geotermal sebagai Base Load

Berdasarkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) yang telah disahkan pemerintah, terdapat peluang pengembangan PLTP geotermal hingga kapasitas 5,2 gigawatt (GW) hingga tahun 2034.

Bambang mendorong para operator geotermal untuk segera merealisasikan rencana bisnisnya sesuai target tersebut.

"Oleh karena itu, kami mendorong kepada semua operator geotermal untuk segera merealisasikan rencana bisnisnya terkait dengan rencana pembangunan 5,2 gigawatt tersebut. Sehingga dengan demikian, Indonesia betul di dalam menuju kepada tahun 2034, komitmennya menuju kepada Net Zero Emission," tegasnya.

Dalam proses pengembangannya, ia menekankan pentingnya penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG), agar proyek energi tidak hanya berorientasi pada aspek teknis dan ekonomi, tetapi juga memberikan manfaat langsung kepada masyarakat sekitar.

Bambang juga menyoroti keunggulan energi geotermal dibandingkan energi terbarukan lainnya.

"Ini yang menjadi kunci pembeda antara geotermal dengan energi baru terbarukan lainnya. Seperti misalkan, dibandingkan dengan surya, dibandingkan dengan tenaga angin, itu intermitten. Base load artinya dia stabil. Ini setiap kali sebuah geotermal itu beroperasi, dia akan stabil," jelasnya.

Ia menyebut bahwa penurunan kapasitas geotermal sangat kecil, hanya sekitar 1 hingga 2,5 persen, sedangkan energi surya atau angin bergantung pada kondisi cuaca dan waktu sehingga tidak bisa selalu tersedia.

Geotermal Dianggap Andal untuk Dukung Sistem Listrik Nasional

Dengan sifatnya yang stabil sebagai penyedia energi base load, geotermal dianggap lebih andal dan berkelanjutan dalam menopang sistem kelistrikan nasional.

Bambang menyimpulkan bahwa pengembangan geotermal harus menjadi prioritas dalam peta jalan energi bersih Indonesia.

"Kita perlu mengembangkan sumber daya energi, sumber-sumber yang memiliki base load. Inilah yang kita unggulkan dan kita memberikan kredit point kepada jenis geotermal ini," ujarnya.

Komisi XII DPR berharap komitmen pemerintah dan pelaku industri energi terhadap sektor ini dapat mempercepat transisi energi bersih yang inklusif, merata, dan berdampak positif bagi masa depan Indonesia.

Penulis :
Ahmad Yusuf