Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Ajak Regenerasi Pembatik, Samuel Wattimena Dorong Anak Muda Berkreasi Lewat Batik Sederhana

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Ajak Regenerasi Pembatik, Samuel Wattimena Dorong Anak Muda Berkreasi Lewat Batik Sederhana
Foto: (Sumber: Anggota Komisi VII DPR RI Samuel Wattimena berinteraksi dengan pembatik Kampung Alam Malon, Kota Semarang. (ANTARA/I.C. Senjaya))

Pantau - Anggota Komisi VII DPR RI, Samuel Wattimena, mengajak generasi muda untuk aktif dalam proses regenerasi pembatik, dengan menekankan pentingnya pendekatan yang sederhana dan sesuai minat dalam mengenalkan batik kepada anak muda.

Ia menyarankan agar keterlibatan anak muda tidak harus melalui seluruh tahapan proses membatik dari hulu ke hilir.

Anak Muda Perlu Ruang Ekspresi dalam Dunia Batik

Samuel menyatakan bahwa zaman telah berubah dan peran anak muda dalam dunia batik juga bisa beradaptasi.

"Tidak perlu mengharapkan anak muda melalui proses membatik mulai dari hulu ke hilir," ujarnya.

Pada masa lalu, satu orang bisa mengerjakan seluruh proses, dari pembuatan motif hingga pewarnaan.

Namun kini, anak muda bisa mengambil bagian sesuai minat dan kemampuan, misalnya dalam mendesain motif batik yang lebih sesuai dengan zaman mereka.

"Gambar batiknya akan berbeda dengan yang di masa lalu. Mereka hidup di era sekarang, itu harus diapresiasi," ungkap Samuel.

Ia menambahkan bahwa untuk proses teknis seperti membatik dan mewarnai, bisa diberikan kepada anak muda lain yang memang tertarik pada aspek tersebut.

Sebagai tahap awal, Samuel menyarankan agar pemula tidak langsung dihadapkan dengan kain panjang seperti biasanya.

"Kasih dulu kain seukuran sapu tangan. Dia harus senang dulu, harus membiasakan dulu," ia menyarankan.

Hal yang sama berlaku untuk proses pewarnaan, yang sebaiknya dimulai dengan media kain kecil agar lebih mudah dipelajari.

Samuel menekankan pentingnya perubahan pola pikir dalam mewariskan keterampilan membatik kepada generasi muda, agar prosesnya lebih inklusif dan menyenangkan.

Pentingnya Perlindungan Motif Batik Lewat Hak Kekayaan Intelektual

Selain mendorong regenerasi pembatik, Samuel juga menyoroti perlunya perlindungan terhadap motif batik melalui hak kekayaan intelektual.

Menurutnya, proses membatik dulu sangat lekat dengan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal.

Namun dalam 10 hingga 15 tahun terakhir, pendekatan ekonomi mulai mendominasi seiring berkembangnya era keterbukaan informasi.

Akses digital yang luas memungkinkan motif batik diambil atau digunakan tanpa izin oleh pihak lain.

"Oleh karena itu hak atas kekayaan intelektual menjadi penting," tegas Samuel.

Ia berharap kesadaran akan perlindungan hak cipta semakin kuat di kalangan pembatik dan pemangku kebijakan, agar batik tetap menjadi warisan budaya yang terlindungi dan berkelanjutan.

Penulis :
Ahmad Yusuf