
Pantau - Menteri Agama Nasaruddin Umar secara resmi membuka Musabaqah Qira’atil Kutub (MQK) Internasional 2025 di Pesantren As’adiyah, Wajo, Sulawesi Selatan, Kamis (2/10/2025).
Ini adalah kali pertama MQK diselenggarakan secara internasional, dengan melibatkan santri Indonesia dan delegasi dari tujuh negara ASEAN.
Mengangkat tema merawat lingkungan dan menebar perdamaian, acara ini menjadi momentum penting dalam diplomasi budaya pesantren.
Menag: Perubahan Iklim Lebih Mematikan dari Perang
Dalam sambutannya, Menteri Agama menekankan bahwa MQK bukan sekadar perlombaan, tetapi juga ajang silaturahmi antarulama, santri, dan akademisi lintas negara.
"Merawat lingkungan, dan menjaga perdamaian adalah tema kita. Kaitannya dengan perubahan iklim dan persoalan perang yang harus segera diakhiri," ujarnya.
Menag menyoroti bahwa dampak perubahan iklim jauh lebih besar dari perang.
"Jika perang menelan 67 ribu korban jiwa per tahun, maka perubahan iklim telah merenggut hingga empat juta jiwa per tahun. Ini jumlah yang sangat besar dan harus menjadi perhatian kita," ungkapnya.
Ia menjelaskan bahwa penyebab perubahan iklim adalah perilaku manusia yang tidak semestinya terhadap alam.
Di hadapan ribuan hadirin, ia menegaskan pentingnya peran agama dalam isu lingkungan.
"Di sinilah perlunya bahasa agama mengambil peran," katanya.
Menag mendorong pembahasan lebih dalam tentang pelestarian lingkungan dari perspektif keagamaan.
"Mari kita eksplorasi ajaran turats tentang pelestarian lingkungan," ucapnya.
Ia juga mengusulkan konsep ekoteologi, yaitu kerja sama antara manusia, alam, dan Tuhan, serta meminta Kementerian Agama mensponsori inisiatif tersebut.
Pesantren sebagai Poros Perdamaian Dunia
MQK Internasional juga disebut sebagai bentuk diplomasi budaya pesantren untuk memperkuat citra Islam rahmatan lil-‘alamin di mata dunia.
"Pesantren adalah poros perdamaian. Kita ingin menunjukkan bahwa Islam Indonesia tumbuh dengan dakwah yang ramah, penuh persaudaraan, dan menghormati budaya," ungkap Menag.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam Amien Suyitno menyampaikan bahwa MQK tahun ini memiliki tiga terobosan penting.
Pertama, ajang ini pertama kali digelar secara internasional, melibatkan negara-negara ASEAN.
Kedua, seluruh mekanisme pelaksanaan MQK berbasis digital, mulai dari seleksi, input nilai, hingga penyediaan teks kitab.
Ketiga, lokasi penyelenggaraan berada di Indonesia Timur, yaitu Pesantren As’adiyah, Wajo, Sulawesi Selatan.
Acara pembukaan turut dimeriahkan pertunjukan seni budaya Bugis-Makassar oleh santriwati dan orkestra lagu tradisional.
Ribuan masyarakat hadir menyaksikan langsung kegiatan yang disebut Menag sebagai “sangat bersejarah”.
MQK Internasional edisi perdana ini diikuti oleh 798 santri semifinalis dari seluruh Indonesia dan 20 peserta dari tujuh negara ASEAN, dengan Thailand dan Filipina hadir sebagai observer.
Simbol kepedulian terhadap alam diwujudkan melalui penanaman pohon di halaman pesantren saat pembukaan.
Agenda Lengkap MQK Internasional 2025
Selain perlombaan utama, rangkaian acara MQK Internasional meliputi Pramuka Santri, Expo Kemandirian Pesantren di Lapangan Merdeka, Halaqah Internasional di Macanang, serta peluncuran Gerakan Ekoteologi di pesantren.
Malam harinya, acara Night Inspiration menampilkan Veve Zukfikar, Raim Laode, Arda Naff, dan Budi Doremi.
Keesokan paginya, Fajar Inspiration diisi oleh tokoh nasional seperti Prof Nasaruddin Umar, Prof Kamaruddin Amin, Prof Sayid Agil Husin Al-Munawar, dan KH Abdul Moqsith Ghazali seusai salat Subuh di Masjid Ummul Qurra.
Menutup sambutannya, Menag berharap MQK Internasional menjadi tonggak kebangkitan peradaban Islam modern.
Ia mencontohkan kejayaan Islam pada masa Khalifah Harun al-Rasyid yang melahirkan ilmuwan besar seperti Al-Khawarizmi, Ibnu Sina, Al-Farabi, dan Ibnu Rusydi.
"Kita berharap MQK Internasional dapat melahirkan kembali generasi ilmuwan muslim yang bukan hanya piawai membaca kitab, tetapi juga mampu memberi solusi atas tantangan zaman, menjaga perdamaian, dan melestarikan lingkungan," tegasnya.
Hadir dalam pembukaan ini antara lain Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman, Bupati Wajo Andi Rosman, Wakil Gubernur Maluku Utara H. Sarbin Sehe, pejabat Kemenag, ulama lintas negara, dewan hakim, serta peserta dari dalam dan luar negeri.
- Penulis :
- Aditya Yohan