
Pantau - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan para nelayan menggunakan sistem fotovoltaik (PV) sebagai sumber energi untuk cold storage atau gudang penyimpanan ikan. Langkah ini menjadi bagian dari upaya pemerintah menciptakan permintaan (demand creation) terhadap Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Pemanfaatan PLTS untuk Kegiatan Nelayan
Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Eniya Listiani Dewi menjelaskan bahwa “Demand creation itu kami melihatnya, misalkan pemakaian PV di cold storage.”
Ia menambahkan, penggunaan PLTS bagi nelayan tidak hanya terbatas pada gudang penyimpanan ikan. Nelayan juga bisa memanfaatkan energi surya untuk penerangan saat melaut dini hari.
“Jam 2 pagi itu mereka (nelayan) sudah jalan, penerangannya menggunakan baterai dari sel surya, sehingga tidak boros solar, tidak bolos diesel,” kata Eniya.
Menurutnya, meskipun kapasitas PLTS yang digunakan nelayan relatif kecil, program ini tetap efektif untuk mendukung target pemanfaatan energi surya nasional sebesar 100 gigawatt (GW).
Selaras dengan Program PLTS 100 GW Nasional
Eniya menegaskan, pengarusutamaan PLTS tidak hanya difokuskan kepada nelayan, tetapi juga menyasar koperasi desa, puskesmas, dan kendaraan listrik. “Program-program kecil seperti ini kami akan address, ya, di dalam penggunaan 100 GW fotovoltaik,” ujarnya.
Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa pemerintah sedang menyiapkan desain besar PLTS 100 GW untuk mendukung penyediaan listrik bagi Kopdes Merah Putih.
PLTS tersebut direncanakan akan dibangun di seluruh desa di Indonesia untuk membuka peluang bagi industri baterai listrik dalam negeri dalam memenuhi kebutuhan pasar besar.
Kementerian ESDM memperkirakan kebutuhan baterai dalam negeri hingga 2034 mencapai 392 gigawatt hour (GWh), mencakup kebutuhan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034, kendaraan listrik, peluang ekspor listrik, serta program PLTS 100 GW.
Selain itu, potensi pasar internasional diperkirakan mencapai 3.500 GWh pada tahun 2030, dengan nilai pasar baterai kendaraan listrik global mencapai sekitar 500 miliar dolar Amerika Serikat pada periode yang sama.
Program pemanfaatan energi surya untuk nelayan ini menjadi bagian dari strategi besar menuju swasembada energi melalui optimalisasi sumber energi terbarukan di berbagai sektor masyarakat.
- Penulis :
- Arian Mesa