
Pantau - Gunung Semeru di Jawa Timur tercatat mengalami enam kali erupsi disertai letusan abu vulkanik pada Selasa, 7 Oktober 2025, dengan tinggi kolom abu bervariasi hingga 600 meter di atas puncak gunung.
Letusan Beruntun Sejak Dini Hari, Kolom Abu Mengarah ke Selatan dan Barat Daya
Erupsi pertama terjadi pada pukul 00.37 WIB dengan tinggi kolom letusan sekitar 300 meter di atas puncak, berwarna putih hingga kelabu, dan mengarah ke barat dengan intensitas sedang.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Liswanto, melaporkan bahwa erupsi kembali terjadi pada pukul 05.21 WIB dengan tinggi kolom letusan yang sama, yakni sekitar 300 meter, dan bergerak ke arah barat daya.
Erupsi ketiga terjadi pukul 05.42 WIB dengan kolom abu setinggi 400 meter mengarah ke selatan, disusul erupsi keempat pukul 05.53 WIB yang menghasilkan kolom setinggi 600 meter ke arah selatan.
"Kolom abu vulkanik teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah selatan. Saat laporan itu dibuat, erupsi masih berlangsung," ungkap Liswanto.
Erupsi kelima tercatat pada pukul 06.23 WIB dengan kolom setinggi 500 meter dan intensitas tebal ke arah barat daya, terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 128 detik.
Erupsi keenam terjadi pukul 08.56 WIB, dengan tinggi kolom letusan sekitar 500 meter ke arah barat daya, tercatat dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 124 detik.
PVMBG Keluarkan Rekomendasi, Warga Diminta Tidak Beraktivitas di Zona Rawan
Gunung Semeru saat ini masih berstatus Waspada atau Level II.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengimbau masyarakat untuk tidak beraktivitas di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak.
Di luar jarak tersebut, masyarakat juga dilarang berada dalam radius 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan karena potensi awan panas dan lahar bisa menjangkau hingga 13 kilometer dari puncak.
PVMBG juga melarang aktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah atau puncak Gunung Semeru karena berisiko terhadap lontaran batu pijar.
Liswanto mengingatkan agar warga tetap waspada terhadap potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan, khususnya di aliran sungai dan lembah yang berhulu di puncak Semeru, seperti Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat.
Ia juga menekankan risiko banjir lahar di anak-anak sungai yang terhubung dengan Besuk Kobokan, terutama saat hujan turun di sekitar kawasan puncak.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf
- Editor :
- Tria Dianti