billboard mobile
FLOII Event 2025 - Paralax
ads
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Kemendukbangga Tekankan Pentingnya Sanitasi dan Kontrasepsi KB untuk Cegah Stunting di Yogyakarta

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Kemendukbangga Tekankan Pentingnya Sanitasi dan Kontrasepsi KB untuk Cegah Stunting di Yogyakarta
Foto: (Sumber: Deputi Bidang Penggerakan dan Peran Serta Masyarakat Kemendukbangga/BKKBN Sukaryo Teguh Santoso (dua dari kanan) saat memberikan bantuan kepada keluarga berisiko stunting dalam Program Gerakan orang tua cegah stunting (Genting) di Kota Yogyakarta, Kamis (8/10/2025). ANTARA/HO-Kemendukbangga/BKKBN.)

Pantau - Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN menegaskan bahwa sanitasi dan kontrasepsi Keluarga Berencana (KB) memiliki peran penting dalam pencegahan stunting.

Deputi Bidang Penggerakan dan Peran Serta Masyarakat Kemendukbangga/BKKBN Sukaryo Teguh Santoso menyampaikan hal tersebut saat menyerahkan bantuan kepada Keluarga Risiko Stunting (KRS) dalam Program Gerakan Orang Tua Cegah Stunting (Genting) di Kota Yogyakarta, Kamis, 8 Oktober 2025.

Kolaborasi Jadi Kunci Penurunan Angka Stunting

Sukaryo menekankan pentingnya kerja sama lintas sektor dalam menurunkan angka stunting di Indonesia.

" Kami memberikan bantuan di sini untuk sanitasi yang baik, perbaikan dapur, juga kamar mandi dan seisinya, bersama mitra Genting dari Bank Syariah Indonesia (BSI) dengan tujuan membantu keluarga untuk mewujudkan agar anak-anak di lingkungan ini menjadi sehat dan kuat, jangan sampai stunting," ungkapnya.

Ia menambahkan bahwa pencegahan stunting tidak bisa berhenti di tingkat keluarga saja, tetapi juga harus dilakukan secara menyeluruh di lingkungan masyarakat hingga posyandu.

Kemendukbangga juga menilai perluasan edukasi tentang Program KB sangat penting, terutama dalam pengendalian angka kelahiran dan memberikan pengetahuan bagi calon pengantin agar menikah pada usia ideal.

Program Genting Sasar 103 Keluarga Risiko Stunting

Program Genting di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyasar 103 keluarga risiko stunting.

Setiap sasaran menerima bantuan senilai Rp135 juta berupa asupan nutrisi bagi ibu hamil dan balita yang diberikan setiap hari selama lima bulan.

Selain itu, tiga keluarga penerima manfaat di Kota Yogyakarta mendapatkan bantuan masing-masing senilai Rp15 juta dalam bentuk bedah rumah dan paket sembako.

Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024, prevalensi stunting di Kabupaten Sleman tercatat sebesar 17,3 persen, di Kabupaten Bantul sebesar 16,5 persen, dan di Kota Yogyakarta sebesar 10,6 persen.

Angka tersebut berada di bawah rata-rata nasional yang mencapai 19,8 persen.

" Namun tetap memerlukan upaya lebih lanjut agar capaiannya dapat mendukung pencapaian target nasional penurunan stunting," ujar Sukaryo.

Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa menegaskan bahwa hasil dari kegiatan pencegahan stunting tidak dapat terlihat dalam waktu singkat.

" Hasilnya akan kita lihat saat anak masuk di usia pertumbuhan," katanya.

Danang menambahkan bahwa kegiatan pencegahan stunting harus dilakukan secara berkelanjutan agar dampaknya dapat dirasakan secara nyata oleh masyarakat.

Penulis :
Ahmad Yusuf