
Pantau - Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya, Arif Fathoni, menegaskan bahwa media sosial tidak hanya berfungsi sebagai sarana berbagi aktivitas, tetapi juga sebagai jembatan akuntabilitas politik antara wakil rakyat dan masyarakat.
Komunikasi Dua Arah sebagai Bentuk Pertanggungjawaban
Melalui akun media sosial pribadinya, politisi Partai Golkar yang akrab disapa Mas Toni itu membangun komunikasi dua arah yang jujur, terbuka, dan edukatif.
"Saya ingin menjadikan media sosial yang saya miliki sebagai jembatan akuntabilitas kinerja kepada masyarakat Surabaya," ungkapnya.
Menurutnya, media sosial dan media mainstream memiliki peran penting yang setara dalam menjembatani komunikasi publik.
"Setiap suara yang dititipkan kepada saya dan Partai Golkar harus bisa kami pertanggungjawabkan melalui kerja politik di pemerintahan, baik lewat fungsi pengawasan, anggaran, maupun legislasi," tegasnya.
Ia menilai bahwa media sosial memungkinkan masyarakat untuk mengetahui secara langsung kegiatan dan kinerja para wakil rakyat di parlemen.
"Media sosial juga bisa menjadi jembatan komunikasi antara rakyat dengan pelayan rakyatnya. Di sana kita bisa berdialog, berdebat, sekaligus belajar bersama," ia menambahkan.
Pendidikan Politik Digital dan Ruang Dialog
Mas Toni mengaku tidak segan menjawab langsung pesan-pesan yang masuk, termasuk kritik dan cacian dari masyarakat.
"Saya termasuk pribadi yang senang menjawab langsung baik cacian maupun pujian. Karena bagi politisi, keduanya punya nilai yang sama: umpan balik dari masyarakat," ujarnya.
Ia menyebut pendekatan ini bukan sekadar gaya, melainkan bagian dari pendidikan politik digital yang sehat.
Mas Toni juga menyadari bahwa algoritma media sosial bisa memicu polarisasi apabila tidak dikelola dengan bijak.
"Kita semua punya tanggung jawab moral untuk memberikan pendidikan politik melalui interaksi dua arah. Jangan biarkan media sosial menjadi jembatan disharmonisasi antar elemen bangsa," ia mengingatkan.
Ia mencontohkan bahwa politik tetap bisa tampil hangat dan humanis di ruang digital dengan cara merespons isu sosial secara empatik, berbagi refleksi hidup, serta menjawab komentar secara langsung.
"Semoga ini bisa menginspirasi politisi lain untuk tidak hanya hadir di media sosial, tetapi juga benar-benar hadir mentradisikan komunikasi dua arah di platform media sosialnya, agar masyarakat bisa mendapat pencerahan," tutupnya.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf