
Pantau - Proses impor bahan bakar minyak (BBM) untuk stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) swasta masih menunggu hasil final negosiasi antara Pertamina Patra Niaga dengan sejumlah badan usaha, termasuk PT Vivo Energy Indonesia dan PT Aneka Petroindo Raya (APR)-AKR Corporindo Tbk.
Pertamina Pastikan Jadwal Kargo Milik Sendiri Sudah Sesuai
Pj Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Roberth MV Dumatubun, menjelaskan bahwa pengiriman kargo BBM milik Pertamina tidak mengalami kendala.
"Untuk badan usaha masih menunggu final negosiasi, kalau kargo pesanan Pertamina sudah sesuai jadwal," ungkapnya.
Roberth menyebut bahwa sejumlah badan usaha swasta sedang berada dalam tahap negosiasi dengan menyesuaikan syarat dan ketentuan yang telah ditetapkan.
"Beberapa badan usaha swasta sudah dalam tahap nego dengan syarat dan ketentuan yang disampaikan. Kami coba bantu dari sisi penyediaannya," ia mengungkapkan.
Negosiasi tersebut merupakan tindak lanjut dari kesepakatan awal antara ketiga perusahaan untuk melanjutkan kerja sama impor BBM ke tahap yang lebih teknis.
Fokus pada Tata Kelola dan Kepatuhan Regulasi
Tahap berikutnya dalam pembahasan kerja sama mencakup penyusunan dokumen pernyataan yang menjamin tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) serta kepatuhan terhadap regulasi.
Dokumen tersebut meliputi komitmen antimonopoli, pencegahan pencucian uang, antisuap, dan aspek kepatuhan lainnya.
Setelah dicapai kesepakatan mengenai pemenang pengadaan, proses akan dilanjutkan ke pembahasan aspek komersial dan pelaksanaan inspeksi bersama.
"Selanjutnya, tahap akhir adalah pengiriman kargo yang sudah disepakati sekitar pekan ketiga Oktober," jelas Roberth.
Ia menegaskan bahwa seluruh proses pengadaan dilakukan secara terintegrasi oleh ketiga badan usaha swasta dalam satu sistem yang sama.
Sementara itu, dua perusahaan lain yakni Exxon dan Shell belum dapat melanjutkan pembicaraan kerja sama.
Shell masih perlu melakukan koordinasi dengan kantor pusatnya, sedangkan Exxon menunda pembicaraan hingga November karena masih memiliki stok BBM yang mencukupi.
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia sebelumnya menegaskan bahwa pemerintah tetap menghargai keberadaan investasi SPBU swasta, namun seluruh pelaku usaha tetap harus mematuhi regulasi yang berlaku.
Pertamina juga menegaskan bahwa perusahaan tidak mengambil keuntungan dari kelangkaan BBM yang sempat terjadi di SPBU swasta.
BP-AKR menyatakan komitmennya untuk mempercepat pemenuhan BBM di jaringan SPBU miliknya.
- Penulis :
- Arian Mesa