billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Kemendukbangga dan Australia Kolaborasi Tekan Stunting di NTT Lewat Program Bangga Kencana

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Kemendukbangga dan Australia Kolaborasi Tekan Stunting di NTT Lewat Program Bangga Kencana
Foto: (Sumber: Mendukbangga/Kepala BKKBN Wihaji saat menerima kunjungan Duta Besar (Dubes) Australia, Rod Brazier, di kantor Kemendukbangga/BKKBN, Jakarta, Rabu (15/10/2025). ANTARA/HO-Kemendukbangga/BKKBN.)

Pantau - Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN bekerja sama dengan Kedutaan Besar Australia untuk menekan angka stunting melalui Program Bangga Kencana.

Fokus Kerja Sama dan Dukungan Australia

Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN, Wihaji, menerima kunjungan Duta Besar Australia, Rod Brazier, di kantor Kemendukbangga/BKKBN, Jakarta, pada Rabu (15/10/2025).

Wihaji berharap kolaborasi antara kedua pihak dapat diarahkan pada isu kemanusiaan, pemberdayaan perempuan, dan penguatan peran keluarga.

" Termasuk menyiapkan generasi masa depan yang lebih baik melalui peran siklus kehidupan, mulai dari calon pengantin, pasangan usia subur, ibu hamil, bayi, hingga lansia," ungkap Wihaji.

Duta Besar Australia, Rod Brazier, menjelaskan bahwa bentuk dukungan terhadap program Kemendukbangga/BKKBN diwujudkan melalui pemberdayaan ekonomi masyarakat.

" Ada beberapa kerja sama dengan Indonesia yang telah berjalan, dan yang mendukung program Kemendukbangga/BKKBN saat ini adalah program inklusi dan pemberdayaan ekonomi masyarakat," ungkap Rod Brazier.

Senior Program Manager Governance and Human Development Kedutaan Besar Australia, Anggina Hanum, menambahkan bahwa kerja sama dalam penanganan stunting di NTT akan dilakukan melalui program subnasional dengan melihat daerah kolaborasi yang paling relevan.

Target Penurunan Stunting dan Program Pendukung

Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), prevalensi stunting nasional pada tahun 2024 tercatat sebesar 19,8 persen.

Pemerintah menargetkan penurunan prevalensi stunting menjadi 18 persen pada tahun 2025.

Untuk mencapai target tersebut, dilakukan penguatan program gizi dan peningkatan penanganan di wilayah dengan angka stunting yang masih tinggi.

Penulis :
Aditya Yohan