
Pantau - Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto mengumumkan bahwa angka kemiskinan nasional turun menjadi 8,47 persen, yang disebut sebagai capaian terendah sepanjang sejarah Indonesia.
Dalam pidatonya di Sidang Kabinet Paripurna yang digelar di Istana Negara, Jakarta, pada hari Senin, Prabowo juga menyampaikan bahwa tingkat pengangguran terbuka saat ini berada di angka 4,67 persen, angka terendah sejak krisis ekonomi tahun 1998.
"Kita bersyukur juga angka kemiskinan turun ke 8,47 persen. Ini saya diberitahu catatan oleh para pakar ini angka terendah sepanjang sejarah RI. Kita bersyukur dan terima kasih walaupun kita tidak boleh puas. Tingkat pengangguran terbuka juga turun ke angka 4,67 persen ini adalah terendah sejak krisis 1998," ungkapnya.
Pemerintah Tetap Waspada Meski Angka Positif
Meski mencatat capaian positif, Prabowo menegaskan bahwa kedua indikator tersebut belum sepenuhnya menyelesaikan permasalahan ketenagakerjaan di Indonesia.
Menurutnya, masih ada jutaan masyarakat yang membutuhkan pekerjaan dan menjadi perhatian utama pemerintah.
"Kita paham bahwa tingkat pengangguran ini sangat meresahkan bagi mereka yg sangat butuh pekerjaan, kita paham karena itu kita bekerja keras. Tetapi ini masalah dunia apa lagi dengan perkembangan teknologi yang demikian pesat terjadi disrupsi dalam produksi dan industri," ia mengungkapkan.
Prabowo juga menambahkan bahwa pemerintah akan terus bekerja keras memperluas lapangan kerja dan menjaga daya serap tenaga kerja di tengah perubahan dunia yang sangat cepat.
Disrupsi Teknologi Jadi Tantangan Baru
Dalam pidatonya, Prabowo turut menyoroti bahwa tantangan ketenagakerjaan ke depan tidak hanya berasal dari kondisi ekonomi, namun juga perkembangan teknologi seperti Artificial Intelligence (AI) dan robotik.
Ia menyebut bahwa kemajuan teknologi telah menimbulkan disrupsi besar, mengubah struktur kebutuhan tenaga kerja secara signifikan.
"Munculnya AI, ini membuat sekarang faktor riset, faktor penelitian lebih cepat luar biasa. Dan mungkin tidak membutuhkan lebih banyak pekerjaan di bidang itu. Munculnya robotik harus kita catat, di Jerman pabrik Volkswagen yang 5.000–6.000 pekerja sekarang hanya 30 orang, sisanya robot. Ini harus kita kerjakan," jelas Prabowo.
Ia mencontohkan industri otomotif Jerman sebagai gambaran nyata dampak teknologi terhadap kebutuhan tenaga kerja, khususnya di sektor manufaktur.
Prabowo menegaskan pentingnya adaptasi kebijakan pemerintah dalam menghadapi revolusi industri dan transformasi teknologi agar masyarakat Indonesia tetap memiliki akses terhadap pekerjaan yang layak.
- Penulis :
- Leon Weldrick