
Pantau - Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum menegaskan bahwa implementasi sistem transaksi tol nontunai nirsentuh nirhenti atau multi lane free flow (MLFF) harus dilakukan dengan sangat hati-hati dan bertahap.
Evaluasi dan Rencana Uji Coba di Tol Padat
Kepala BPJT Wilan Oktavian menyatakan bahwa setiap tahapan penerapan MLFF perlu dipersiapkan secara matang agar sistem berjalan efektif di lapangan.
"Belum tahu (lokasi dan waktu uji coba lanjutan belum ditentukan). Tapi tadi saya diskusi, mungkin inginnya (di jalan tol) yang lebih kompleks, lebih menantang. Bisa dekat-dekat sini, bisa di Jabodetabek, bisa di Trans Jawa. Yang kompleksitasnya lebih tinggi," ungkapnya.
Uji coba lanjutan dipertimbangkan dilakukan di ruas tol yang lebih padat, seperti kawasan Jabodetabek atau Trans Jawa, setelah sebelumnya MLFF diuji coba terbatas di Tol Bali Mandara.
Menurut Wilan, laporan hasil uji coba sebelumnya masih dikaji dan belum ada keputusan final soal lokasi maupun waktu uji coba berikutnya.
Ia menambahkan bahwa uji coba MLFF harus melibatkan banyak pemangku kepentingan dan tidak bisa dilakukan secara tergesa-gesa.
Anggota BPJT Sony Sulaksono Wibowo menyebutkan sejumlah isu teknis yang masih harus disesuaikan, termasuk integrasi teknologi MLFF dengan sistem operator tol eksisting, mekanisme pembayaran oleh penyedia jasa pembayaran (PJP), serta penegakan aturan terhadap pelanggaran transaksi.
Sony juga menyoroti pentingnya koordinasi dengan Korps Lalu Lintas Polri.
"Tidak membayar tol bukan pelanggaran lalu lintas, ini adalah isu menarik yang harus kita adjust," ia mengungkapkan.
Dukungan Teknologi dan Komitmen Investor
PT Roatex Indonesia Toll System (RITS) selaku badan usaha pelaksana proyek MLFF menyatakan kesiapannya untuk mengimplementasikan sistem tersebut.
Presiden Direktur PT RITS, Attila Keszeg, mengatakan bahwa perusahaannya telah melakukan 1.900 kali pengujian sistem MLFF di Tol Bali Mandara, dan seluruhnya berhasil.
Ia menjelaskan bahwa sistem ini memanfaatkan Global Navigation Satellite System (GNSS) yang memungkinkan pelacakan kendaraan secara akurat, termasuk di ruas tol padat.
Untuk mendukung pengawasan, RITS juga menyiapkan kamera cerdas berbasis AI yang dapat mengenali berbagai jenis pelat nomor kendaraan dan tetap berfungsi dalam berbagai kondisi cuaca.
Kamera tersebut akan digunakan bersama Korlantas Polri untuk membantu pemantauan transaksi kendaraan.
RITS juga menegaskan akan mengikuti semua arahan dari Kementerian PU dan BPJT terkait lokasi maupun tahapan implementasi selanjutnya.
Attila menyampaikan komitmen penuh dari pihak investor.
"Saya mewakili investor dari Hungaria, yakni pemerintah Hungaria, tetap berkomitmen untuk memberikan kontribusi nyata dan memperkuat kemitraan antara Hungaria dan Indonesia. Kami menilai, penetapan kembali proyek ini sebagai PSN menunjukkan kepercayaan dan dukungan penuh dari pemerintah Indonesia terhadap keberlanjutan kerja sama ini," ungkapnya.
Proyek MLFF sebelumnya telah masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) pada masa pemerintahan Joko Widodo, dan kembali masuk dalam daftar PSN di era Presiden Prabowo Subianto melalui Permenko Nomor 16 Tahun 2025.
Penetapan ulang ini menandakan keberlanjutan proyek MLFF sebagai bagian dari transformasi sistem transaksi jalan tol di Indonesia.
- Penulis :
- Leon Weldrick