
Pantau - Kemacetan di jalur utama Mataram–Kayangan, Lombok, kian mengganggu aktivitas logistik, terutama bagi petani yang mengangkut hasil bumi ke Pelabuhan Kayangan, mendorong pemerintah memprioritaskan pembangunan jalan bypass sebagai solusi infrastruktur yang lebih efisien.
Setiap dini hari, kendaraan pengangkut hasil panen dari kawasan Gerung, Lombok Barat, mulai bergerak ke arah timur.
Namun, perjalanan mereka kerap terhambat kemacetan panjang di jalur utama yang juga menjadi lintasan wisata, logistik, dan industri.
Jalur alternatif yang seharusnya menopang arus lalu lintas belum tersedia secara optimal, menyebabkan keterlambatan dan tingginya ongkos distribusi.
Kondisi ini berdampak langsung pada laju ekonomi daerah dan tertundanya berbagai peluang pengembangan usaha.
Jalan Tol Mahal, Jalan Bypass Jadi Pilihan Realistis
Rencana pembangunan Jalan Tol Lembar–Kayangan sejatinya muncul dari kebutuhan konektivitas antarwilayah di Pulau Lombok.
Jalan tol sepanjang 82 kilometer ini ditujukan untuk memangkas waktu tempuh dari 3,5 jam menjadi hanya 1,5 jam.
Namun, proyek ini menghadapi tantangan besar.
Biaya pembangunan diperkirakan mencapai Rp16–22 triliun, dengan tambahan hampir Rp2 triliun untuk pembebasan lahan.
Beberapa pihak menilai proyek tersebut belum layak secara ekonomi karena volume lalu lintas belum mencapai batas minimum untuk investasi jalan tol.
Sebagai alternatif, Pemerintah Provinsi NTB bersama Kementerian PUPR mengusulkan pembangunan jalan bypass Lembar–Kayangan.
Hasil kajian menunjukkan proyek bypass lebih efisien:
- Biaya hanya sekitar Rp3,5 triliun
- Waktu pengerjaan lebih singkat
- Seluruh pendanaan dapat menggunakan APBN
Dampak Ekonomi Langsung bagi Masyarakat Akar Rumput
Jalan bypass akan menghubungkan Bundaran Gerung dengan Bypass Bandara Internasional Lombok (BIL), kemudian dilanjutkan ke Pringgabaya hingga Kayangan.
Proyek ini tidak hanya menjadi solusi infrastruktur, tetapi juga diharapkan menjadi urat nadi ekonomi baru di Lombok tengah dan timur.
Dengan jalur logistik yang lebih cepat, biaya distribusi produk pertanian dan UMKM akan menurun, dan jangkauan pasar semakin luas.
Pemerataan manfaat pembangunan dan percepatan pertumbuhan ekonomi diharapkan langsung dirasakan oleh masyarakat di tingkat akar rumput.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf
- Editor :
- Tria Dianti