
Pantau - Komisi IV DPR RI meminta Perum Bulog agar tidak menyimpan beras di gudang lebih dari enam bulan guna menjaga kualitas saat disalurkan ke masyarakat.
Ketua Komisi IV DPR RI, Titiek Soeharto, menegaskan pentingnya perputaran stok beras yang cepat untuk mencegah penurunan mutu, terutama beras yang sudah disimpan lebih dari setahun.
"Jangan menyimpan beras terlalu lama apalagi lebih dari satu tahun. Paling lama, tolong dilihat lagi, mungkin enam bulan sudah harus berputar lagi," ungkapnya saat melakukan kunjungan kerja reses di Gudang Bulog Batubulan, Gianyar, Bali pada Selasa, 28 Oktober 2025.
Pemeriksaan Stok dan Temuan di Gudang Bulog
Dalam kunjungan tersebut, Komisi IV DPR RI melakukan pemeriksaan acak terhadap beras yang disimpan di gudang.
Ditemukan sebanyak 1.200 ton beras impor, salah satunya berasal dari Pakistan, yang telah disimpan sejak Desember 2024 dan masih dalam kondisi baik.
Selain itu, juga ditemukan 150 ton beras lokal yang kondisinya pecah-pecah, dengan tingkat kerusakan mencapai sekitar 25 persen.
"Tak semua beras lokal di Indonesia ini kurang bagus tapi kebetulan di sini yang pecah 25 persen, kemungkinan lebih," ia mengungkapkan.
Titiek merekomendasikan agar beras yang mendekati usia simpan satu tahun segera disalurkan melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).
Untuk beras dengan kualitas kurang baik, ia menyarankan pencampuran dengan beras berkualitas lebih tinggi agar tetap dapat dimanfaatkan sebagai bantuan pangan.
"Jadi beras yang kualitas kurang baik bisa di-mix, ini bukan dioplos, supaya masyarakat yang menikmati itu tidak kecewa," tegasnya.
Strategi Bulog Atasi Penumpukan Stok
Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama Perum Bulog, Ahmad Rizal Ramdhani, menyatakan bahwa pihaknya telah menyiapkan strategi agar stok beras tidak terlalu lama mengendap di gudang.
Ia menyampaikan bahwa masa panen raya akan dimulai pada Maret hingga Mei 2026, sehingga stok baru akan masuk dan perlu ruang penyimpanan yang tersedia.
Karenanya, Bulog akan meningkatkan penyaluran beras SPHP dan bantuan pangan, serta menambah jalur distribusi melalui kementerian/lembaga dan program prioritas pemerintah.
"Kami akan maksimalkan sampai menjelang Februari 2026 harus keluar satu juta ton minimal bahkan 1,5 juta ton, dengan tujuan bisa menyerap panen Maret 2026," ujarnya.
Saat ini, posisi stok beras nasional mencapai 3,76 juta ton, mendekati rekor tertinggi sepanjang sejarah sebesar 3,88 juta ton.
Adapun rincian usia simpan cadangan beras pemerintah (CBP) per 26 Oktober 2025 adalah sebagai berikut:
- Usia di atas 12 bulan: 257.148 ton
- Usia 7–12 bulan: 1,13 juta ton
- Usia 4–6 bulan: 1,84 juta ton
- Usia 2–3 bulan: 319.937 ton
- Usia 0–1 bulan: 204.951 ton
Titiek menekankan bahwa pencapaian angka rekor stok nasional harus diiringi dengan perhatian terhadap kualitas agar masyarakat tetap mendapatkan beras layak konsumsi.
- Penulis :
- Arian Mesa










