
Pantau - Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) bersama WWF Indonesia resmi menandatangani kerja sama strategis untuk memperkuat pengelolaan lingkungan hidup, dengan fokus utama pada penanggulangan kehilangan keanekaragaman hayati (biodiversity loss) dan pengelolaan sampah.
Kolaborasi untuk Biodiversity dan Rencana Operasional
Kerja sama ini bertujuan untuk menjawab berbagai tantangan lingkungan, termasuk ancaman terhadap keanekaragaman hayati yang semakin meningkat.
Menteri Lingkungan Hidup/Kepala BPLH Hanif Faisol Nurofiq menyampaikan pentingnya kontribusi WWF Indonesia dalam memberikan solusi operasional yang nyata.
"Saya sangat ingin rekomendasi-rekomendasi yang operasional dikeluarkan oleh WWF di Indonesia ini. Tentu dengan dukungan internasional kita akan mencoba membangun kapasitas penanganan biodiversity loss. Langkah-langkah penting seharusnya kita lakukan mulai dari sekarang dengan sangat sistematis," ungkapnya.
Pemerintah telah memiliki rencana aksi strategis dalam pengelolaan lingkungan yang membutuhkan dukungan implementasi konkret di lapangan.
KLH mengharapkan masukan dari WWF Indonesia melalui keahlian teknis dan jaringan globalnya untuk memperkuat penanganan terhadap kehilangan biodiversitas yang terjadi di Indonesia.
Jakarta Utara Jadi Percontohan Nasional Kelola Sampah
Selain isu keanekaragaman hayati, kerja sama ini juga mencakup pengelolaan sampah perkotaan yang terus menjadi tantangan serius, khususnya di kota besar seperti Jakarta.
Salah satu target utama adalah menjadikan wilayah Jakarta Utara sebagai kawasan percontohan nasional dalam hal pengelolaan sampah yang efektif dan berkelanjutan.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta turut menandatangani nota kesepahaman dan perjanjian kerja sama dengan WWF Indonesia sebagai bentuk komitmen bersama.
Penandatanganan ini diwakili oleh Wakil Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Dudi Gardesi, yang hadir mewakili Gubernur Pramono Anung.
"Kerja sama ini bukan hanya sebuah dokumen administrasi tetapi merupakan komitmen bersama untuk memperkuat aksi nyata dalam menghadapi tantangan lingkungan perkotaan. Khususnya dalam pengelolaan sampah yang berkeadilan, berkelanjutan, dan berorientasi pada ekonomi sirkular," ia mengungkapkan.
Jakarta saat ini menghasilkan lebih dari 7.500 ton sampah setiap hari, dengan sebagian besar masih berakhir di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).
Dudi menyampaikan harapan agar semua pihak mendukung transformasi sistem pengelolaan sampah yang ada.
Transformasi tersebut diarahkan dari sistem lama “kumpul-angkut-buang” menjadi pendekatan baru yang mengutamakan pengurangan sampah dari sumbernya, pemilahan, dan pemanfaatan kembali.
- Penulis :
- Arian Mesa










