
Pantau - Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) telah membentuk 105 Batalyon Teritorial Pertempuran (YTP) di berbagai wilayah Indonesia sebagai bagian dari strategi memperkuat pertahanan nasional.
Kepala Dinas Penerangan TNI AD (Kadispenad), Kolonel (Inf) Donny Pramono mengungkapkan, pembangunan batalyon akan terus dilakukan secara bertahap hingga mencapai target 750 batalyon pada tahun 2029.
"Saat ini sudah ada 105 Batalyon Teritorial Pertempuran (YTP). Tahun depan direncanakan akan dibangun lagi batalyon baru dengan memanfaatkan lahan milik TNI AD," ungkapnya.
Tujuan Pertahanan dan Pemberdayaan Wilayah
Donny menjelaskan bahwa pembangunan YTP ini ditujukan untuk memperkuat pertahanan negara, khususnya di daerah perbatasan dan wilayah yang rawan konflik.
Selain fungsi militer, batalyon ini juga diberdayakan untuk mendukung pembangunan di daerah melalui pembukaan lahan pertanian dan pembangunan infrastruktur.
Ia menegaskan bahwa program ini merupakan bagian dari konsep Optimum Essential Force (OEF), strategi pertahanan yang sedang dijalankan oleh pemerintah.
"Konsep OEF yang di dalamnya juga memuat rencana penambahan satuan Yon Teritorial Pertempuran, program tersebut merupakan bagian dari kajian antar-kementerian dan lembaga yang masih berjalan," tambahnya.
Selaras dengan Kebijakan Pertahanan Nasional
Percepatan pembangunan batalyon ini juga menjadi bagian dari rencana pembangunan kekuatan TNI secara menyeluruh dalam kerangka RPJMN 2025–2029.
Sebelumnya, Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenko Polkam) menggelar rapat koordinasi pada 29 Oktober 2025 di Hotel Pullman, Jakarta Pusat, guna membahas penguatan TNI untuk matra AD, AL, dan AU.
"Melalui rakor ini, Kemenko Polkam memastikan arah pembangunan kekuatan TNI tahun 2025–2029 berjalan terpadu dan sejalan dengan kebijakan pertahanan nasional yang diamanatkan dalam RPJMN," demikian siaran pers resmi Kemenko Polkam.
Brigjen TNI (Mar) Kresno Pratowo selaku Asisten Deputi Koordinasi Kekuatan, Kemampuan, dan Kerja Sama Pertahanan menjelaskan bahwa penguatan khusus dilakukan di TNI AD.
Fokus utama pembangunan diarahkan ke wilayah perbatasan seperti Papua, Kalimantan, dan Nusa Tenggara Timur.
Donny menambahkan bahwa pembangunan akan dilakukan secara bertahap, bekerja sama dengan Kementerian Pertahanan, pemerintah daerah, ATR/BPN, dan Perhutani.
"Prosesnya akan dilaksanakan secara bertahap dengan melibatkan koordinasi antara Kementerian Pertahanan, Pemerintah Daerah, ATR/BPN, dan Perhutani, tentunya disesuaikan pula dengan ketersediaan anggaran," ujarnya.
- Penulis :
- Arian Mesa









