Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Pakar Cyber Ingatkan Masyarakat Waspadai Penipuan Digital Bermodus Manipulasi Sosial

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Pakar Cyber Ingatkan Masyarakat Waspadai Penipuan Digital Bermodus Manipulasi Sosial
Foto: (Sumber: Ilustrasi- deteksi penipuan digital (ANTARA/HO -Dva))

Pantau - Pakar cyber nasional Sudhista Febriawan Wira Pratama mengingatkan masyarakat untuk lebih waspada terhadap modus penipuan digital yang semakin beragam, seiring meningkatnya aktivitas transaksi daring di Indonesia.

Ciri-Ciri dan Modus Penipuan Digital yang Harus Diwaspadai

Menurut Sudhista, pelaku penipuan digital umumnya memiliki ciri seperti bersikap tergesa-gesa, menjanjikan hadiah, dan meminta data sensitif seperti PIN serta kode OTP.

Pernyataan ini disampaikannya dalam keterangan tertulis di Jakarta sebagai respons atas banyaknya laporan penipuan daring yang menimpa pengguna layanan digital.

Ia menjelaskan bahwa sebagian besar kasus penipuan bukan disebabkan oleh lemahnya sistem keamanan digital, melainkan karena keberhasilan pelaku dalam melakukan social engineering.

"Banyak kasus terjadi karena korban tertipu memberikan OTP, PIN, atau data pribadi kepada pelaku. Sistem kami bisa mendeteksi anomali transaksi, tapi tidak bisa mencegah jika pengguna sendiri menyerahkan datanya," ungkapnya.

Sudhista menyebutkan bahwa sistem keamanan digital milik penyedia infrastruktur keuangan seperti Finnet telah dirancang secara berlapis, mencakup deteksi penipuan, perlindungan data, dan pemantauan transaksi secara waktu nyata.

Namun, perlindungan teknologi tersebut tetap memerlukan peran aktif dari pengguna untuk tidak mudah terjebak pada upaya penipuan yang menyamar sebagai komunikasi resmi.

Langkah Pencegahan dan Pentingnya Kolaborasi Literasi Digital

Beberapa langkah pencegahan sederhana yang disarankan Sudhista adalah tidak mengklik tautan mencurigakan, tidak membagikan kode OTP, hanya mengunduh aplikasi dari sumber resmi, dan selalu memverifikasi sumber komunikasi.

Ia juga membagikan tips tambahan bagi pengguna layanan pembayaran digital agar lebih terlindungi dari upaya penipuan.

Tips tersebut mencakup menutup telepon mencurigakan secara langsung, tidak menyebutkan data pribadi atau OTP melalui telepon, serta menghapus dan melaporkan pesan mencurigakan sebagai spam.

"Pencegahan paling efektif adalah kombinasi antara teknologi yang kuat dan kesadaran pengguna yang tinggi," tegas Sudhista.

Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara regulator, penyedia layanan digital, dan masyarakat untuk memperkuat literasi keamanan digital secara nasional.

"Mari menjadi generasi yang tidak hanya melek digital, tetapi juga tahan tipu digital. Keamanan adalah tanggung jawab bersama," ia mengungkapkan dalam pernyataannya.

Penulis :
Ahmad Yusuf