
Pantau - Presiden ke-2 Republik Indonesia, Jenderal Besar TNI (Purn.) Soeharto kembali masuk dalam daftar calon penerima gelar pahlawan nasional, setelah Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan (GTK) melaporkan 49 nama kepada Presiden Prabowo Subianto.
Ketua Dewan GTK sekaligus Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, menyatakan bahwa Soeharto memenuhi semua persyaratan untuk diajukan sebagai pahlawan nasional.
"Nama Presiden Soeharto itu sudah tiga kali bahkan diusulkan ya, dan juga beberapa nama lain, ada yang dari 2011, ada yang dari 2015, semuanya yang sudah memenuhi syarat," ungkap Fadli Zon.
Proses Seleksi dan Kajian Berjenjang
Menurut Fadli Zon, proses seleksi calon pahlawan nasional dilakukan melalui tahapan berjenjang, dimulai dari tingkat daerah hingga ke tingkat pusat.
Usulan awal diajukan oleh masyarakat kepada pemerintah daerah, lalu ditelaah oleh Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD).
Setelah itu, kajian dilanjutkan oleh Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Tingkat Pusat (TP2GP) di Kementerian Sosial sebelum akhirnya dibahas oleh Dewan GTK.
Fadli menegaskan bahwa setiap nama yang diusulkan pasti telah melalui evaluasi ketat dan memiliki kontribusi nyata terhadap bangsa dan negara.
"Kalau enggak tidak mungkin diusulkan. Jadi, soal memenuhi syarat itu memenuhi syarat," tegasnya.
Penilaian Jasa dan Tanggapan Masyarakat
Fadli Zon menyebut bahwa pencalonan Soeharto sebagai pahlawan nasional tidak lepas dari jasa-jasanya selama masa perjuangan, khususnya dalam konteks militer.
Beberapa kontribusi Soeharto yang dinilai signifikan antara lain perannya dalam memimpin Serangan Umum 1 Maret 1949 serta keterlibatannya dalam Operasi Pembebasan Irian Barat.
"Beliau memimpin Serangan Umum 1 Maret. Itu sebagai contoh, 1 Maret itu serangan besar, Serangan Umum 1 Maret itu salah satu yang menjadi tonggak Republik Indonesia itu bisa diakui oleh dunia, masih ada," ia mengungkapkan.
Fadli mengutip usulan yang menyebut bahwa serangan tersebut berhasil membuktikan eksistensi Republik Indonesia di mata dunia, saat Belanda mengklaim RI sudah tidak ada lagi.
Menanggapi kritik dari masyarakat atas pencalonan Soeharto, Fadli menyatakan bahwa pemerintah terbuka terhadap semua masukan.
Namun, ia juga mengingatkan bahwa seluruh nama calon pahlawan nasional justru berasal dari usulan masyarakat sendiri.
- Penulis :
- Leon Weldrick








