
Pantau - Anggota Komisi IX DPR RI, Arzeti Bilbina, menyatakan dukungan terhadap rencana perluasan program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk lansia dan penyandang disabilitas, dengan catatan tata kelola program diperbaiki terlebih dahulu.
Arzeti menekankan perlunya pembenahan karena program MBG saat ini menghadapi sejumlah persoalan, termasuk kasus keracunan makanan dan distribusi makanan basi di berbagai daerah.
Ia mendukung agar MBG tidak hanya menyasar siswa sekolah dan ibu hamil, tetapi juga lansia dan penyandang disabilitas.
Arzeti meminta agar program yang saat ini berjalan untuk peserta didik dan ibu hamil dioptimalkan, termasuk meminimalkan risiko keracunan dan distribusi makanan basi.
Rencana perluasan MBG sebelumnya disampaikan Menteri Sosial Syaifullah Yusuf, dengan target mencakup sekitar 100 ribu lansia dan lebih dari 30 ribu penyandang disabilitas, dan telah disampaikan kepada Presiden Prabowo Subianto.
Anggota DPR menilai pemerintah perlu memprioritaskan perbaikan tata laksana dan pengawasan program sebelum memperluas jangkauan penerima manfaat.
Arzeti menyoroti kasus keracunan makanan di beberapa daerah dan penolakan sebagian orang tua murid sebagai fokus utama perbaikan program.
Ia juga menyebut insiden kehilangan dana Rp1 miliar milik Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Batujajar, Bandung, yang menyebabkan kegiatan MBG terhenti di wilayah tersebut dan mencederai amanah Presiden.
Arzeti berharap dengan perbaikan sistem distribusi dan pengawasan, manfaat MBG dapat dirasakan secara optimal oleh seluruh penerima manfaat.
Ia menegaskan optimisme bahwa program MBG akan memberi manfaat bagi generasi masa depan, tetapi kelancaran dan ketepatan sasaran harus menjadi prioritas utama.
Arzeti meminta agar risiko keracunan dan masalah tata kelola diminimalkan ketika program diperluas kepada lansia dan penyandang disabilitas, agar tidak merugikan penerima manfaat.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf








