Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Industri Agro Nasional Tertekan Produk Impor, Komisi VII DPR RI Desak Penguatan Daya Saing

Oleh Arian Mesa
SHARE   :

Industri Agro Nasional Tertekan Produk Impor, Komisi VII DPR RI Desak Penguatan Daya Saing
Foto: Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Evita Nursanty memimpin rapat dengar pendapat bersama Direktorat Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian dan sejumlah asosiasi di kompleks parlemen, Jakarta, Selasa 11/11/2025 (sumber: ANTARA/Bagus Ahmad Rizaldi)

Pantau - Komisi VII DPR RI menggelar rapat kerja dengan Direktorat Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian dan sejumlah asosiasi pebisnis sektor agro guna mencari solusi peningkatan daya saing industri dalam negeri di tengah gempuran produk impor.

Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Evita Nursanty, menyampaikan bahwa Indonesia tengah dibanjiri produk impor, baik legal maupun ilegal, dengan harga yang kompetitif, sehingga menggerus posisi industri nasional.

"Mungkin ada di beberapa asosiasi dari pelaku usahanya yang tidak mengalami dampak, tetapi dari pengusaha-pengusaha yang kita temui, banyak yang terdampak karena banyak bahan baku yang harganya tinggi," ungkapnya.

Tren Industri Agro Mengkhawatirkan

Evita mengungkapkan bahwa berdasarkan data terkini, kinerja industri agro Indonesia mengalami penurunan signifikan.

Salah satu indikatornya adalah merosotnya posisi Indonesia dalam IMD World Competitiveness, yang menjadi cerminan lemahnya daya saing nasional.

Ia menekankan bahwa sektor agro memiliki peran strategis karena ditopang oleh kekayaan sumber daya alam dan berpotensi memberikan nilai tambah ekonomi yang tinggi.

Evita berharap sektor agro tidak berhenti sebagai penghasil komoditas mentah, melainkan harus bertransformasi menjadi industri pengolahan yang efisien, inovatif, dan mampu mendominasi rantai pasok global.

Tantangan dan Harapan Transformasi Agro

Menurut Evita, sejumlah tantangan besar tengah dihadapi sektor agro, antara lain terbatasnya ketersediaan bahan baku, kelembagaan yang belum optimal, inefisiensi logistik, keberlanjutan industri ramah lingkungan, serta lambatnya adaptasi terhadap transformasi digital.

"Kami berharap Plt. Dirjen Industri Agro dapat memaparkan secara komprehensif peta jalan dan langkah implementatif untuk penguatan lima pilar daya saing, khususnya terkait SDM, hilirisasi, dan regulasi, agar industri agro kita mampu bangkit tumbuh dan menjadi motor penggerak Indonesia Emas 2045," ia mengungkapkan.

Penulis :
Arian Mesa