
Pantau - Tiga karyawan PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) melaporkan dugaan pelecehan seksual yang dialami dari dua atasannya sejak 2025. Laporan dilakukan setelah penanganan internal perusahaan dinilai tidak memberikan keadilan.
Korban Alami Trauma, Serikat Pekerja Lakukan Pendampingan
Ketiga korban hingga kini masih mengalami trauma meski kondisinya mulai membaik.
"Korban saat ini berangsur pulih dari rasa trauma. Tapi bila melihat pelaku, trauma itu timbul lagi," ujar Ketua Pimpinan Unit Kerja Serikat Pekerja Dirgantara Digital dan Transportasi (PUK SPDT) FSPMI PT Transjakarta, Indra Kurniawan.
Indra menjelaskan bahwa kondisi psikologis para korban masih sangat rentan.
"Waktu melapor ke kami, kondisi korban sangat tidak stabil. Saat menceritakan kejadian, tubuhnya sampai bergetar dan menangis," ungkapnya.
Serikat pekerja telah membawa para korban ke psikolog di RS Islam Jakarta Sukapura untuk memulai proses pemulihan psikologis dan membangun kembali kepercayaan diri serta stabilitas emosional agar dapat kembali bekerja.
Laporan Polisi dan Langkah Hukum
Ketiga korban akhirnya melapor ke kepolisian dalam pertemuan yang difasilitasi di Kantor Transjakarta pada Rabu, 12 November 2025.
Seluruh pihak dalam pertemuan tersebut sepakat untuk membawa kasus ini ke jalur hukum.
Salah satu korban diketahui bekerja di satuan tugas Transcare, layanan antar-jemput penyandang disabilitas, sementara dua lainnya bertugas di layanan wisata Transjakarta.
Dua terduga pelaku adalah koordinator lapangan di bidang pelayanan dan pengendalian bus wisata, yang berada dalam satu unit kerja dengan korban.
Pihak terkait mengimbau masyarakat, khususnya orang tua, untuk aktif memantau aktivitas anak di lingkungan sosial dan digital guna mencegah terjadinya tindak kekerasan atau pelecehan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
- Penulis :
- Aditya Yohan







