Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Dinas Pariwisata Bali Minta Pelaku Usaha Siaga Hadapi Cuaca Ekstrem Jelang Akhir Tahun

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Dinas Pariwisata Bali Minta Pelaku Usaha Siaga Hadapi Cuaca Ekstrem Jelang Akhir Tahun
Foto: (Sumber: Dokumen Kepala Dispar Bali I Wayan Sumarajaya respons soal isu pariwisata di Denpasar, Bali. ANTARA/Ni Putu Putri Muliantari..)

Pantau - Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Bali mengimbau seluruh pelaku usaha pariwisata untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana alam akibat cuaca ekstrem yang diperkirakan terjadi pada akhir tahun bersamaan dengan meningkatnya jumlah wisatawan.

Imbauan Mitigasi dari Dispar Bali

Kepala Dispar Provinsi Bali I Wayan Sumarajaya menyampaikan bahwa pihaknya telah meminta seluruh asosiasi pariwisata agar mengimbau anggotanya melakukan persiapan menghadapi cuaca ekstrem.

“Seluruh pelaku usaha harus mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki dan melaksanakan langkah mitigasi agar risiko yang tidak diharapkan dapat dicegah,” ungkapnya.

Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), sepekan ke depan terdapat potensi cuaca ekstrem berupa hujan lebat disertai angin kencang.

Kondisi ini dipengaruhi oleh keberadaan Siklon Tropis FUNG-WONG di Laut Filipina timur serta faktor Madden–Julian Oscillation (MJO), gelombang atmosfer Kelvin, dan Rossby Ekuator.

Menanggapi hal tersebut, Dispar Bali telah menerbitkan surat imbauan mitigasi bencana nomor B.20.000/3647/INPAR/DISPAR yang wajib dijalankan oleh seluruh pelaku usaha pariwisata melalui asosiasi masing-masing.

Sumarajaya menegaskan bahwa mitigasi harus dilakukan dengan menerapkan standard operating procedure (SOP) secara benar agar potensi kerugian dan bahaya dapat diminimalkan.

Langkah Antisipasi dan Peningkatan Kesiapsiagaan

Pelaku usaha diminta rutin memantau prakiraan cuaca dari BMKG serta memberikan informasi lengkap kepada wisatawan mengenai kondisi cuaca dan langkah-langkah aman selama berwisata.

“Biro perjalanan dan pengelola akomodasi harus memastikan wisatawan mengetahui apa yang perlu dilakukan saat terjadi hujan lebat atau angin kencang,” ujar Sumarajaya.

Langkah mitigasi yang disarankan meliputi penataan pohon di area daya tarik wisata untuk menghindari risiko tumbang, pembersihan saluran drainase untuk mencegah banjir, serta pemasangan media informasi di lokasi wisata.

Pengelola wisata alam seperti arung jeram, mendaki, bersepeda, selam, dan paralayang juga diminta memantau kondisi cuaca secara berkala dan tidak memaksakan kegiatan jika cuaca tidak mendukung.

Selain itu, tempat wisata yang berpotensi terdampak bencana seperti longsor, banjir, pohon tumbang, dan ombak besar diimbau untuk melakukan antisipasi menyeluruh.

Dispar Bali juga menyoroti tantangan lain berupa lonjakan jumlah wisatawan mancanegara yang diproyeksikan meningkat hingga 20 persen dari rata-rata 15.000 kunjungan harian pada akhir tahun.

Sumarajaya menambahkan bahwa pelaku usaha perlu terus menyosialisasikan hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan (Do’s and Don’ts) kepada wisatawan asing agar kenyamanan dan keselamatan bersama tetap terjaga.

Sebagai bagian dari upaya menjaga keamanan wisatawan, Dispar Bali mencatat telah mengumpulkan Rp309 miliar dari pungutan wisatawan mancanegara hingga Oktober dan berencana membentuk posko pelayanan wisatawan 24 jam selama periode libur akhir tahun.

Penulis :
Ahmad Yusuf