
Pantau - Dua tambang PT Freeport Indonesia, yakni Deep Mill Level Zone (DMLZ) dan Big Gossan, resmi kembali beroperasi setelah sebelumnya dihentikan pasca longsor di area Grasberg Block Cave (GBC), Papua Tengah.
Dua Tambang Tak Terdampak Longsor
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan bahwa kedua tambang tersebut tidak terdampak langsung oleh insiden longsor yang terjadi di GBC pada 8 September 2025.
Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM, Tri Winarno, mengonfirmasi bahwa kedua tambang telah kembali beroperasi.
"Udah, udah (beroperasi), yang DMLZ sama Big Gossan", ungkapnya.
Meskipun demikian, kegiatan produksi dari kedua tambang tersebut belum dimulai.
Produksi baru akan dilakukan setelah seluruh proses persiapan operasional rampung.
Seluruh Konsentrat Akan Disalurkan ke Smelter Gresik
Setelah proses produksi berjalan, seluruh hasil konsentrat dari tambang DMLZ dan Big Gossan akan dikirimkan ke smelter Freeport yang terletak di Gresik, Jawa Timur.
Tri Winarno menyatakan bahwa kapasitas smelter akan menampung seluruh hasil produksi.
"Iya (diserap sepenuhnya oleh smelter Freeport). Kurang malah (konsentratnya), kurang", ia mengungkapkan.
Smelter tersebut sebelumnya berhenti beroperasi akibat tidak adanya pasokan konsentrat sejak longsor terjadi di area GBC.
Sebagai informasi, tambang GBC menyumbang sekitar 133.800 ton bijih per hari atau sekitar 64 persen dari total produksi harian PT Freeport Indonesia yang mencapai 208.356 ton pada tahun 2024.
Produksi harian dari tambang DMLZ dan Big Gossan masing-masing tercatat sebesar 64.900 ton dan 8.000 ton.
Fokus Restorasi Tambang dan Evaluasi Dampak Produksi
Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Tony Wenas, mengungkapkan bahwa perusahaan akan berupaya memulai operasi meskipun belum dalam kapasitas penuh.
"Mudah-mudahan kami bisa segera beroperasi walaupun tidak dalam kapasitas penuh, supaya bisa ada konsentrat yang kami produksi untuk dikirim ke smelter-smelter", ujarnya.
Operasi tambang sebelumnya dihentikan untuk memfokuskan seluruh sumber daya pada proses evakuasi tujuh pekerja yang terjebak di area longsor.
Proses pencarian tersebut selesai pada 6 Oktober 2025.
Saat ini, fokus utama perusahaan adalah proses restorasi tambang setelah evakuasi selesai dilakukan.
Dampak dari penghentian operasi selama lebih dari satu bulan terhadap target produksi perusahaan masih dalam tahap evaluasi.
- Penulis :
- Arian Mesa







