Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Transparansi Gaji Dinilai Kunci Keadilan Gender di Dunia Kerja, Dorong Partisipasi Perempuan di Sektor Formal

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Transparansi Gaji Dinilai Kunci Keadilan Gender di Dunia Kerja, Dorong Partisipasi Perempuan di Sektor Formal
Foto: (Sumber: Pekerja perempuan di sektor pertambangan. (ANTARA/HO-ABMM).)

Pantau - Transparansi gaji dinilai sebagai wujud keadilan, kesetaraan, dan kejujuran yang krusial dalam menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan setara.

Ketertutupan Gaji Rugikan Perempuan

Banyak perusahaan di Indonesia masih merahasiakan informasi gaji pada tahap awal proses rekrutmen, yang berdampak pada ketidakadilan sosial, khususnya terhadap perempuan.

Kesenjangan informasi terkait gaji menjadi penyebab utama rendahnya partisipasi perempuan dalam sektor formal bergaji tinggi.

Penelitian menunjukkan bahwa pencantuman nominal gaji dalam iklan lowongan kerja dapat meningkatkan jumlah lamaran dari perempuan hampir dua kali lipat.

Saat ini, rata-rata upah perempuan di Indonesia hanya mencapai 80 hingga 85 persen dari upah laki-laki untuk pekerjaan dengan tingkat pendidikan dan tanggung jawab yang setara.

Ketidaktahuan terhadap nilai kompensasi disebut sebagai hambatan utama bagi perempuan untuk masuk ke sektor pekerjaan formal, bukan karena preferensi terhadap fleksibilitas kerja.

Transparansi Dinilai Efektif dan Menarik Talenta

Mayoritas iklan lowongan kerja di Indonesia masih menggunakan istilah umum tanpa mencantumkan nominal gaji.

Sementara itu, startup dan lembaga internasional yang menerapkan keterbukaan informasi gaji dinilai lebih menarik bagi perempuan dan talenta muda.

Lebih dari 60 persen perempuan di Indonesia bekerja di sektor informal dengan penghasilan di bawah Upah Minimum Regional (UMR) karena pertimbangan fleksibilitas.

Keterbukaan informasi gaji dinilai sebagai strategi bisnis yang efektif dalam menarik tenaga kerja berkualitas dan menciptakan persaingan kerja yang sehat.

Jika perusahaan-perusahaan besar lebih transparan dalam hal gaji, semakin banyak perempuan berpotensi beralih ke sektor formal dengan kompensasi yang lebih baik.

Penulis :
Ahmad Yusuf