Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Diskominfo Kota Tangerang Imbau Waspadai Deepfake, Ini Ciri-Ciri Konten Palsu Berbasis AI

Oleh Gerry Eka
SHARE   :

Diskominfo Kota Tangerang Imbau Waspadai Deepfake, Ini Ciri-Ciri Konten Palsu Berbasis AI
Foto: (Sumber: Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Tangerang Mugiya Wardhany. ANTARA/Irfan.)

Pantau - Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Tangerang mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap maraknya konten deepfake yang memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk memanipulasi wajah dan suara seseorang seolah-olah melakukan sesuatu yang tidak pernah terjadi.

Ancaman Deepfake dan Dampaknya

Kepala Diskominfo Kota Tangerang Mugiya Wardhany menjelaskan bahwa deepfake merupakan teknologi yang dapat menciptakan konten video maupun audio palsu dengan kualitas sangat tinggi, sehingga sulit dibedakan dari konten asli.

"Konten deepfake kini semakin sulit dibedakan dari yang asli. Masyarakat perlu membekali diri dengan pengetahuan agar tidak mudah tertipu," ungkapnya.

Ia menjelaskan bahwa sejak pertama kali muncul sekitar tahun 2017, deepfake telah berkembang pesat dan membawa dampak besar di berbagai sektor seperti politik, hiburan, hingga keamanan pribadi.

Tips Mengenali Konten Deepfake

Sebagai langkah preventif, Diskominfo Kota Tangerang membagikan beberapa cara untuk mendeteksi konten deepfake, yang mencakup aspek visual dan audio dalam video yang mencurigakan.

Beberapa ciri visual yang dapat diperhatikan antara lain ekspresi wajah yang tampak tidak sinkron dengan gerakan tubuh, kulit yang terlalu halus atau tidak sesuai usia, serta ketidaksesuaian antara tekstur kulit dengan rambut atau mata.

Selain itu, masyarakat juga diminta mewaspadai bayangan dan pencahayaan yang tidak wajar, terutama di bagian mata atau alis, serta pantulan cahaya di kacamata yang tidak sesuai dengan arah gerakan kepala.

Ciri lain yang perlu dicermati adalah kumis, jenggot, atau cambang yang tampak tidak menyatu dengan kulit, tahi lalat yang berpindah tempat atau terlihat tidak alami, hingga frekuensi kedipan mata yang terlalu sering atau justru sangat jarang.

Dari sisi audio, ketidaksinkronan antara suara dan gerak bibir menjadi indikator kuat adanya manipulasi deepfake.

Penulis :
Gerry Eka