
Pantau - Kementerian Komunikasi dan Digital mengapresiasi peran Kedutaan Besar Belanda dalam penyelenggaraan Pameran World Press Photo 2025 di Jakarta.
Apresiasi dan Pentingnya Jurnalisme Kritis
“Kami mengapresiasi komitmen berkelanjutan Kedutaan Besar Belanda dalam memperkuat hubungan budaya dan profesional antara Indonesia dan Belanda,” ungkap Staf Ahli Bidang Komunikasi dan Media Massa Kemkomdigi, Molly Prabawaty, saat pembukaan pameran.
Molly menegaskan bahwa jurnalisme kritis dan etis sangat penting di era saat ini karena fotografer, jurnalis, dan editor berada di garis depan dalam menghadirkan kisah yang membuka perspektif publik.
“Karya-karya ini tidak sekadar untuk dilihat, tetapi juga direnungkan,” ujarnya mengenai foto-foto yang dipamerkan.
Ia menilai World Press Photo sebagai bukti bahwa fotografi merupakan bahasa universal yang melampaui batas negara dan menyentuh pengalaman manusia secara langsung.
“Setiap foto yang dipamerkan mewakili keberanian, kesaksian, dan pencarian akan kebenaran. Sebagian besar mungkin menantang, sebagian lainnya menggugah harapan, namun satu pertanyaan penting (tetap relevan): dunia seperti apa yang ingin kita tinggali, dan tanggung jawab apa yang siap kita ambil?” disampaikan Molly.
Sorotan Pameran dan Kiprah Fotografer Indonesia
WPP 2025 menampilkan karya dari 42 fotografer terbaik dunia hasil seleksi dari 59.320 foto karya 3.778 fotografer dari 141 negara.
Pameran berlangsung 21 November hingga 20 Desember 2025 dan menyoroti isu global seperti krisis iklim, perang Gaza, hingga perjuangan migran di Amerika Selatan.
Tahun ini, pemenang foto tunggal wilayah Asia Pasifik dan Oseania diraih fotografer Indonesia, Mas Agung Wilis Yudha Baskoro.
Mas Agung menampilkan esai foto tentang dampak pertambangan nikel di Pulau Halmahera yang memperlihatkan pekerja tambang dalam kendaraan dengan latar cerobong PLTU batubara.
Foto tersebut disiarkan melalui laman China-Global South Project.
- Penulis :
- Aditya Yohan







