
Pantau - Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) menargetkan 60 persen sampah di IKN dapat didaur ulang secara optimal pada tahun 2035.
OIKN sejak awal terus mengampanyekan gaya hidup zero waste melalui pemilahan sampah berdasarkan jenisnya.
Pemilahan dilakukan untuk memudahkan pengelolaan, di mana sampah organik dijadikan kompos dan sampah non-organik diolah menjadi barang bernilai ekonomi.
Direktur Pengembangan, Pemanfaatan Kehutanan, dan Sumber Daya Air OIKN, Onesimus Patiung, menyatakan, "Targetnya adalah sampai 2035, 60 persen sampah di IKN sudah bisa recycle, sehingga kami harap mendapat dukungan dari masyarakat terutama dari kaum ibu".
Onesimus menegaskan bahwa partisipasi masyarakat sangat penting untuk mewujudkan kota masa depan yang berkelanjutan.
Ia menjelaskan bahwa jika hanya petugas kebersihan yang melakukan pemilahan, prosesnya akan sulit dan memakan waktu lama sehingga pemilahan harus dimulai dari rumah tangga.
Onesimus menyampaikan, "Kami berharap terus mendapat dukungan dari kaum ibu, diantaranya yang digerakkan oleh Dharma Wanita Persatuan (DWP) OIKN yang melihat sampah sebagai hal yang bisa bernilai ekonomi, sampah organik dijadikan kompos, sedangkan yang anorganik 60 persen didaur ulang".
Onesimus menyampaikan terima kasih kepada DWP OIKN yang pada Sabtu (29/11/2025) menyelenggarakan workshop daur ulang sampah plastik dalam rangka HUT ke-26 DWP.
Kegiatan workshop dilaksanakan di Multifunction Hall, Kantor Kemenko 3 IKN.
Workshop ini menjadi upaya membangun budaya pengelolaan sampah dari rumah sekaligus membuka peluang ekonomi bagi ibu-ibu di wilayah IKN serta mengurangi timbunan sampah.
Sebanyak 60 peserta mengikuti workshop tersebut, terdiri dari anggota DWP OIKN, PKK Kecamatan Sepaku, Desa Wonosari, Desa Semoi 2, Desa Bumi Harapan, dan Kelurahan Amburawang Barat.
Kehadiran peserta perempuan dari wilayah delineasi IKN menunjukkan semangat gotong royong dalam mendukung pembangunan Nusantara yang lebih hijau.
Workshop menghadirkan Recycling Village, komunitas daur ulang plastik rumah tangga yang fokus mengolah plastik nilai rendah seperti kantong kresek, poly-mailer, dan bubble wrap yang sulit diproses industri.
Peserta memperoleh materi teori pengolahan sampah plastik dan praktik membuat kerajinan tas.
Pada akhir kegiatan, karya peserta dinilai oleh Penasehat DWP OIKN, Kartika Basuki Hadimuljono.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf







