Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Warga Jamat Bangun Helipad Mandiri Demi Harapan Hidup Setelah Bencana Banjir dan Longsor

Oleh Leon Weldrick
SHARE   :

Warga Jamat Bangun Helipad Mandiri Demi Harapan Hidup Setelah Bencana Banjir dan Longsor
Foto: Warga Kemukiman Wih Dusun Jamat Kecamatan Linge, Kabupaten Aceh Tengah membuat helipad, Selasa 2/12/2025 (sumber: ANTARA/HO/Warga)

Pantau - Warga Kemukiman Wih Dusun Jamat, Kecamatan Linge, Kabupaten Aceh Tengah, membangun helipad secara mandiri demi memfasilitasi pendaratan helikopter yang diharapkan membawa bantuan ke desa mereka yang terisolir akibat banjir dan longsor.

Inisiatif ini dilakukan karena bantuan dari pemerintah belum juga tiba sejak bencana terjadi lebih dari seminggu lalu.

Bencana banjir bandang dan tanah longsor melanda Kecamatan Linge dan menyebabkan wilayah tersebut terisolir, memutus akses darat ke sejumlah desa termasuk Dusun Jamat.

Badri, salah satu warga Jamat, mengungkapkan bahwa sejak bencana melanda, masyarakat belum menerima bantuan logistik sama sekali.

"Kami berharap dengan adanya pembuatan helipad ini ada harapan kami untuk hidup nantinya, karena kami sudah lebih seminggu tidak mendapatkan bantuan sebutir beras pun," ungkapnya.

Harapan Warga yang Terputus dari Bantuan

Selain kekurangan pangan, warga juga mengalami kelangkaan obat-obatan dan layanan medis yang mendesak.

"Jumlah warga yang terdampak di sini ratusan, mulai dari balita, ibu hamil, hingga lansia. Kami merasa saat ini kematian sudah di depan mata," kata Badri.

Dalam situasi darurat ini, warga menggantungkan harapan pada pertolongan spiritual dan pemimpin nasional.

"Saat ini kami hanya memiliki dua harapan untuk hidup, pertama pertolongan Tuhan Yang Maha Esa, kedua kepada bantuan Bapak Prabowo," ia menambahkan.

97 Desa Terisolir dan Korban Terus Bertambah

Menurut Bupati Aceh Tengah, Haili Yoga, total ada 97 desa yang terisolir akibat bencana hidrometeorologi ini.

Bencana tersebut berdampak pada sekitar 75 persen wilayah Kabupaten Aceh Tengah.

Data sementara mencatat 22 orang meninggal dunia dan 23 orang lainnya masih dinyatakan hilang hingga kini.

Warga berharap agar pemerintah segera mengirimkan bantuan tanggap darurat, khususnya ke wilayah-wilayah yang belum dapat dijangkau lewat jalur darat.

Penulis :
Leon Weldrick