Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Kemenhut Pastikan Pelibatan Empat Gajah di Pidie Jaya Utamakan Kesejahteraan Satwa

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Kemenhut Pastikan Pelibatan Empat Gajah di Pidie Jaya Utamakan Kesejahteraan Satwa
Foto: (Sumber : Seekor gajah sedang mengangkut puing kayu pasca banjir bandang dari pemukiman penduduk di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh. ANTARA/HO-Kemenhut)

Pantau - Kementerian Kehutanan (Kemenhut) memastikan pelibatan empat gajah sumatera dalam pembersihan puing pascabanjir bandang di Kabupaten Pidie Jaya dilakukan melalui perencanaan matang dan berlandaskan prinsip kesejahteraan satwa.

Perencanaan dan Pengawasan Ketat

Kepala Balai KSDA Aceh, Ujang Wisnu Barata, menyampaikan bahwa sebelum gajah diterjunkan, tim melakukan survei menyeluruh mengenai kondisi lokasi, aksesibilitas, keamanan, dan kebutuhan operasional.

Ujang menjelaskan, "Keempat Gajah terlatih diangkut menggunakan truk langsir dari tempat tambat menuju lokasi target penanganan, hal ini dilakukan untuk keamanan dan keselamatan Gajah termasuk menghindari stres sebelum mendukung penanganan area terdampak banjir.", ungkapnya.

Ia menambahkan, "Dalam kondisi darurat sekarang ini, kami dari Balai KSDA Aceh memiliki moral dan tanggung jawab untuk membantu masyarakat. Kami dapat membantu salah satunya dalam upaya penanganan dan pembersihan material pasca bencana.", ujarnya.

Hasil survei digunakan untuk menentukan rute mobilisasi, titik kerja gajah, area istirahat, serta pengaturan durasi kerja yang disesuaikan dengan kondisi satwa.

Tim menyiapkan area istirahat dengan pakan cukup, suplemen pendukung, dan pemantauan kesehatan rutin.

Kebutuhan air minum diprioritaskan dengan menyiagakan satu unit mobil slip-on berisi tangki air dan selang yang standby di lokasi.

Pemanfaatan Gajah dan Komitmen Kesejahteraan Satwa

Pemanfaatan gajah terlatih untuk penanganan bencana telah lama diterapkan di beberapa negara, termasuk Indonesia saat tsunami Aceh 2004, sebagai bagian dari guna liman atau pemanfaatan gajah secara lestari dengan kehati-hatian.

Gajah dinilai efektif membantu penanganan bencana jika pendampingan mahout dilakukan secara aman dengan mengutamakan kesejahteraan satwa.

Ujang menyebut bahwa penggunaan gajah untuk pekerjaan berat memang lazim, namun tidak sebaiknya dinormalisasi secara berlebihan.

Tim lapangan terdiri dari delapan mahout, personel Polhut Resor, dan dokter hewan lengkap dengan peralatan medis lapangan.

Seluruh kegiatan dikawal aparat kepolisian untuk memastikan operasi berlangsung tertib dan aman.

Mobilisasi gajah dilakukan untuk mempercepat pemulihan di lokasi yang sulit dijangkau alat berat, sekaligus menegaskan komitmen bahwa penggunaan satwa tetap harus menjaga kesejahteraannya.

Ujang menegaskan, "Ini bukti betapa Gajah bukanlah musuh manusia, jangan rusak habitatnya, jangan ganggu rumah mereka. Karena dalam situasi darurat, saat semua sudah lumpuh, Gajahlah yang akan melindungi manusia.", ungkapnya.

Penulis :
Ahmad Yusuf