HOME  ⁄  Nasional

Kemenag Bangun Madrasah Ramah Disabilitas dan Unit Layanaan Disabilitas

Oleh Arian Mesa
SHARE   :

Kemenag Bangun Madrasah Ramah Disabilitas dan Unit Layanaan Disabilitas
Foto: Menteri Agama Nasaruddin Umar (sumber: Kemenag)

Tangerang Selatan - Menteri Agama Nasaruddin Umar membuka Peringatan Hari Disabilitas Internasional dengan menyampaikan bahwa Kemenag tengah menyiapkan sekolah hingga fasilitas publik yang dapat diakses penuh oleh kelompok disabilitas, termasuk sarana pendidikan, transportasi, dan ruang ibadah.

Hal tersebut disampaikan Menag dalam peringatan Hari Disabilitas Internasional yang digelar di Tangerang Selatan, Rabu (10/12/2025).

“Kami menyiapkan sekolah khusus yang bisa diakses oleh kelompok disabilitas dari berbagai jenis kebutuhan. Fasilitas khusus juga disiapkan, mulai dari struktur madrasah, toilet, musala, dapur, hingga makanannya. Termasuk alat-alat pembelajaran yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan difabel," ungkap Menag.

Menag juga menyerahkan bantuan secara simbolis kepada 60 madrasah inklusi negeri dan swasta sebagai dukungan terhadap penguatan layanan pendidikan ramah difabel. "Dalam rangka memperingati hari besar ini, Kementerian Agama bekerja sama dengan seluruh komponen pendidikan di lingkungan Kemenag untuk mewujudkan lingkungan pendidikan yang inklusif," katanya.

Menag menjelaskan bahwa bantuan tersebut akan digunakan untuk pengadaan sarana dan prasarana pembelajaran, sehingga madrasah inklusi dapat meningkatkan kualitas layanan bagi peserta didik. “Kendaraan antarjemput turut kami perhatikan agar tidak terjadi pembedaan. Bahkan kami memberikan perhatian khusus kepada mereka yang ditakdirkan Tuhan sebagai kelompok difabel. Ini bentuk keberpihakan kami agar tidak ada hambatan bagi mereka untuk mengakses pendidikan," tutur Menag.

Dalam rangka memperluas ekosistem layanan, Kemenag juga meresmikan Unit Layanan Disabilitas (ULD) yang telah ditetapkan pada tingkat kantor wilayah, kantor kementerian agama kabupaten/kota, hingga satuan pendidikan madrasah. “Anak-anak difabel membutuhkan perhatian, namun para orang tua dan pengasuhnya juga harus mendapat dukungan. Di balik setiap anak seperti ini, selalu ada sosok yang sabar mendampingi." ujar sosok yang juga merupakan Imam Besar Masjid Istiqlal ini.

Keberadaan ULD dipandang strategis karena memastikan pemenuhan hak penyandang disabilitas pada sektor pendidikan serta membuka ruang kesetaraan layanan.

“Mudah-mudahan ke depan warga masyarakat setiap kali membangun fasilitas publik, perhatikanlah kelompok-kelompok difabel. Misalnya ada kelompok penyandaran cacat, tunan netra, tunan rumu, kemudian juga ada yang kursi roda. Berikanlah fasilitas bagaimana mengakses toilet, rumah ibadah, dan sekolah tanpa harus menimbulkan kesulitan bagi yang bersangkutan. Berikanlah kemandirian mereka untuk bisa berkreasi, termasuk perpustakaan, siapkan perpustakaan braile, siapkan perpustakaan sesuai dengan apa yang dibutuhkan untuk menjadi seorang kelompok difabel," pungkas Menag.

Turut hadir dalam giat ini Dirjen Pendidikan Islam Amien Suyitno, Dirjen Bimas Hindu I Nengah Duija, Direktur KSKK Madrasah Nyayu Khodijah, Penasihat DWP Kemenag Helmi Nasaruddin, Ketua DWP Kemenag Sinarliati Kamaruddin, dan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Asep Saepudin Jahar.

Penulis :
Arian Mesa