Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Pemerintah Diminta Dirikan Pos Kesehatan di Jalur Kem, Bener Meriah Akibat Ribuan Warga Melintas Tiap Hari

Oleh Gerry Eka
SHARE   :

Pemerintah Diminta Dirikan Pos Kesehatan di Jalur Kem, Bener Meriah Akibat Ribuan Warga Melintas Tiap Hari
Foto: (Sumber: Dokumen - Warga melintasi jalur Kem di Jalan KKA demi mencari sembako. ANTARA/HO-Dok. Posko Rakyat.)

Pantau - Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah diminta segera mendirikan posko kesehatan darurat di jalur Kem, ruas Jalan KKA lintas Bener Meriah–Lhokseumawe, Aceh, yang setiap hari dipadati ribuan penyintas bencana.

Ribuan Warga Tempuh Jalur Ekstrem Demi Kebutuhan Pokok

Ketua Posko Rakyat di Aceh Tengah, Mahlizar, menyatakan bahwa hingga kini ribuan warga masih melintasi jalur tersebut setiap hari untuk mencari sembako, BBM, dan kebutuhan dasar lainnya.

"Di jalur ini sampai saat ini terus dipadati oleh penyintas bencana. Setiap harinya ada ribuan orang lalu lalang, baik yang mencari sembako, BBM, dan lain-lain", kata Mahlizar.

Jalur KKA merupakan satu-satunya akses jalan darat yang menghubungkan Aceh Tengah dan Bener Meriah ke Kota Lhokseumawe untuk mendapatkan kebutuhan pokok.

Namun akses tersebut terputus sejak akhir November akibat banjir bandang dan longsor, khususnya di area Kampung Buntul hingga Kampung Kem, Kecamatan Permata, Kabupaten Bener Meriah.

Warga yang hendak menembus jalur tersebut harus berjalan kaki selama lima jam melintasi medan yang ekstrem.

Warga Cedera dan Kehabisan Pangan, Pos Kesehatan Mendesak Didirikan

Banyak warga dilaporkan mengalami kelelahan dan cedera karena kondisi medan yang berat dan jarak tempuh yang jauh.

"Dari Kem sampai Buntul warga harus berjalan kaki lima jam melewati medan jalan ekstrem. Tidak sedikit dari mereka kelelahan dan mengalami cedera. Karena itu kami mengajak para pihak terkait untuk segera mendirikan posko kesehatan di sana", ujar Mahlizar.

Seorang warga Takengon, Heri, juga membagikan pengalamannya menempuh jalur ekstrem demi membeli kebutuhan pokok.

"Beli beras aja, kalau nunggu bantuan dari pemerintah lebih dulu mati kita", kata Heri.

Sudah 20 hari pascabencana, masyarakat di Aceh Tengah dan Bener Meriah masih terisolasi dan mengalami krisis pangan.

Karena akses kendaraan belum pulih, warga secara mandiri berjalan kaki melewati jalur ekstrem menuju Kota Lhokseumawe untuk mencari sembako.

Penulis :
Gerry Eka
Editor :
Gerry Eka