
Pantau - Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI) menjajaki peluang baru untuk penempatan pekerja migran Indonesia (PMI) terampil ke Bosnia dan Herzegovina, sebagai bagian dari strategi membuka pasar kerja baru di kawasan Eropa.
Bosnia dan Herzegovina Butuh Tenaga Kerja Asing di Sektor Jasa
Langkah penjajakan ini dilakukan dalam kunjungan Duta Besar Bosnia dan Herzegovina untuk Indonesia, Armin Limo, ke kantor KP2MI di Jakarta, pada Selasa, 16 Desember 2025.
"Kami melihat peluang dari penjajakan ini, terutama untuk membuka akses penempatan baru bagi pekerja migran terampil," ungkap pihak KP2MI.
Dalam kunjungan tersebut, Dubes Armin didampingi oleh Samir Zuko dan Alma Spahi dari Labor and Employment Agency, lembaga ketenagakerjaan pemerintah Bosnia dan Herzegovina.
Pertemuan membahas potensi kerja sama penempatan tenaga kerja terampil dari Indonesia untuk menjawab kebutuhan tenaga kerja asing yang meningkat, khususnya di sektor jasa dan pariwisata.
Mewakili KP2MI, Christina Aryani menyatakan bahwa saat ini jumlah PMI di Bosnia dan Herzegovina masih sangat terbatas, namun negara tersebut tengah menghadapi kekurangan tenaga kerja, terutama akibat keterbatasan jumlah penduduk.
"Bosnia dan Herzegovina memiliki kebutuhan tenaga kerja di sektor hospitality yang bisa diisi oleh tenaga kerja Indonesia," ujarnya.
Sektor Kuliner dan Hospitality Jadi Peluang Utama
Pada tahun 2024, Bosnia dan Herzegovina menerbitkan kurang dari 6.000 izin kerja untuk tenaga kerja asing, dengan kebutuhan terbesar berasal dari sektor jasa, seperti:
- Juru masak
- Chef
- Waiter
- Housekeeping
Kondisi ini membuka peluang strategis bagi PMI terampil asal Indonesia untuk masuk ke pasar Eropa melalui jalur kerja legal dan profesional.
Menurut Christina, pembukaan pasar kerja baru seperti Bosnia dan Herzegovina akan:
- Memperluas kesempatan kerja bagi PMI
- Menguatkan daya saing SDM Indonesia di tingkat global
" Kami akan menindaklanjuti lewat kajian teknis untuk mewujudkan potensi kerja dalam skema penempatan yang aman, profesional, dan memberikan nilai tambah ekonomi bagi Indonesia," pungkas Christina.
- Penulis :
- Aditya Yohan







