
Pantau - Banjir bandang melanda Kecamatan Sindang Beliti Ilir (SBI), Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, pada Selasa malam (30/12), menyebabkan 81 kepala keluarga terdampak serta merusak rumah warga, lahan pertanian, dan sejumlah fasilitas umum.
Tiga Desa Terdampak, Tanggul Jebol dan Air Capai 1 Meter
Kepala Pelaksana BPBD Rejang Lebong, M. Budianto, menjelaskan bahwa hujan deras yang berlangsung sejak sore hingga malam hari menyebabkan luapan air sungai dan menjebol tanggul.
"Tim Reaksi Cepat atau TRC BPBD Rejang Lebong pada malam kejadian langsung turun ke lapangan untuk melakukan pendataan dan evakuasi warga, ada tiga desa di Kecamatan Sindang Beliti Ilir terdampak banjir. Warga yang terdampak ini jumlahnya mencapai 81 KK," ujarnya.
Tiga desa terdampak yaitu Desa Lubuk Belimbing I, Desa Sari Pulau, dan Desa Sukamerindu.
Air banjir mulai masuk ke permukiman warga sekitar pukul 17.00 WIB dan mencapai ketinggian hingga 1 meter.
Selain merendam rumah, banjir juga merusak fasilitas umum seperti jembatan dan saluran drainase.
Rincian kerugian dan jumlah warga terdampak di tiga desa adalah sebagai berikut:
Desa Lubuk Belimbing I: 60 KK, kerugian sekitar Rp100 juta
Desa Sari Pulau: 3 KK, kerugian sekitar Rp50 juta
Desa Sukamerindu: 18 KK
Sawah Siap Panen Rusak, Warga dan BPBD Harap Cuaca Bersahabat
Di Desa Sukamerindu, banjir turut merendam sawah milik warga yang seharusnya dipanen dalam waktu dekat.
Lahan pertanian yang terdampak meliputi:
Heli Putra: ¾ hektare padi siap panen
Nurani: ½ hektare padi siap panen
Endi: ½ hektare padi siap panen
"Tanaman padi ini akan dipanen sekitar enam hari lagi, tapi sekarang sudah rusak akibat terendam banjir, semoga saja masih bisa dipanen. Untuk kerugian sawah ini belum bisa taksirkan keseluruhannya," kata Budianto.
BPBD Rejang Lebong mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana lanjutan.
Menurut edaran dari BMKG Provinsi Bengkulu, hujan deras masih berpotensi mengguyur wilayah tersebut dalam beberapa hari ke depan.
"Masyarakat agar selalu waspada dari banjir, angin puting, tanah longsor, karena bencana tidak mengenal waktu dan tempat," pungkasnya.
- Penulis :
- Gerry Eka








