HOME  ⁄  Nasional

Liku Mega-Prabowo: Mesra di Pilpres 2009, Dipisahkan Perjanjian Batu Tulis

Oleh Lilis Varwati
SHARE   :

Liku Mega-Prabowo: Mesra di Pilpres 2009, Dipisahkan Perjanjian Batu Tulis

Pantau.com - Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri jalin pertemuan kembali dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, di kediaman Megawati di Teuku Umar, Menteng, Jakarta, Rabu (24/7/2019).

Hubungan politik antara Megawati dan Prabowo memang selalu menarik perhatian publik. Perbedaan sikap politik kerap membuat hubungan keduanya pasang surut. Lantas seperti apa sebenarnya sejarah hubungan politik putri Presiden pertama RI Soekarno dan mantan Menteri Keuangan ke-8 Sumitro Djojohadikusumo itu?

Baca juga: Diplomasi Makan Siang Spesial ala Megawati-Prabowo, Bahas Apa?

Berpasangan di Pilpres 2009

Megawati-Prabowo saat Pilpres 2009 (Foto: Antara)

Megawati dan Prabowo berpasangan sebagai capres-cawapres pada Pemilu 2009. Keputusan keduanya menjadi satu paslon terbilang panjang dan alot. Keduanya baru mengumumkan sebagai pasangan capres-cawapres di hari-hari akhir masa pendaftaran di KPU. Namun dalam pemilu tersebut, Megawati-Prabowo kalah telak dari paslon Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono yang meraup suara lebih dari 60 persen. 

Perjanjian Batu Tulis

Kesepakatan menjadi Paslon capres-cawapres keduanya tertuang pada perjanjian batu tulis. Ada tujuh kesepakatan dalam perjanjian tersebut yang kemudian ditandatangani keduanya pada 16 Mei 2009. Selain itu, salah satu poin dalam isi perjanjian itu dituliskan juga bahwa PDIP akan mengusung Prabowo sebagai presiden pada Pilpres 2014. 

Usung Jokowi-Ahok di Pilkada DKI Jakarta 2012

Hubungan politik Mega-Prabowo masih berlanjut hingga pemilu daerah. Pilkada DKI Jakarta 2012, keduanya kompak mengusung duet Jokowi-Ahok sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur. 

Awalnya, PDIP sudah mulai mendekati mantan Gubernur DKI Fauzi Bowo dan kadernya Adang Ruchiyatna untuk dipasangkan.

Namun Prabowo bersikeras agar Pilkada DKI 2012 ketika itu, PDIP dan Gerindra mengusung Jokowi-Ahok. Jika usul Prabowo tidak disetujui PDIP, Gerindra mengancam tidak akan mendukung siapa pun dalam Pilkada DKI 2012.

Prabowo saat berkampanye untuk Jokowi-Ahok (Foto: Istimewa)

Megawati langgar Perjanjian Batu Tulis


Megawati-Prabowo saat berkampanye (Foto: Antara)

Setelah dua tahun Pilkada DKI, hubungan politik Mega-Prabowo mulai retak. Hal itu berawal dari keputusan PDIP yang mengusung Jokowi sebagai capres pada Pilpres 2014. Padahal dalam perjanjian Batu Tulis sebelumnya dituliskan PDIP akan mengusung Prabowo sebagai capres. 

Tak mau disalahkan, elite PDIP menyebut kekalahan di Pilpres 2009 karena keengganan Prabowo menggelontorkan logistik meski kekayaannya ketika itu hampir Rp2 triliun. Gerindra kemudian menggandeng Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pada Pilpres 2014 dan mengusung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa yang kemudian kalah dari Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Hubungan kedua partai pun merenggang.

Bertemu di venue Asian Games

Pertemuan tak sengaja antara Megawati dan Prabowo di venue pencak silat saat Asian Games 2018 membuat hubungan keduanya menghangat. Prabowo yang juga Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) menyambut Megawati, dengan terlebih dulu berganti mengenakan busana adat.

Megawati bertemu Prabowo di venue Asian Games 2018 di TMII (Foto: Dok Gerindra)

Bahkan ketika itu Mega sempat mengatakan bahwa dirinya ditagih nasi goreng oleh Prabowo. Menurutnya, mantan Danjen Kopassus itu memang menyukai nasi goreng buatannya. 

Baca juga: Saat Megawati Sebut Nasi Gorengnya Bisa Meluluhkan Hati Prabowo

Masih Berpisah di Pilpres 2019

Gerindra terus konsisten sebagai oposisi hingga Pemilu 2019. Prabowo juga kembali maju sebagai capres berhadapan dengan Jokowi yang diusung PDIP dan delapan partai lainnya. Ketegangan politik sempat memanas ketika hasil pilpres memenangkan paslon Jokowi-Ma'ruf Amin.


Jokowi dan Prabowo terlihat tertawa sebelum debat dimulai (Foto: Antara/Hafidz Mubarak)

Bertemu kembali di Teuku Umar

Ketegangan politik mencair saat Prabowo akhirnya bertemu dengan Jokowi di stasiun MRT Jakarta pada Sabtu, 13 Juli 2019. Dalam pertemuan itu juga Prabowo menyampaikan langsung ucapan selamatnya kepada Jokowi. Sejak itu santer berita bahwa Gerindra akan merapat ke pemerintahan dan ditawari jatah menteri. 

Prabowo dan Megawati sebelum makan siang bersama (Foto: Istimewa)

Selang sebelas hari kemudian atau tepatnya Rabu, 24 Juli 2019, pertemuan Prabowo dan Mega kembali terulang. Pertemuan dilakukan di kediaman Mega dengan diawali agenda makan siang bersama. Pertemuan yang berlangsung selama dua jam itu kemudian disebut sebagai 'diplomasi makan siang'. Usai pertemuan itu, Prabowo ganti mengajak Mega untuk berkunjung ke kediamannya di Hambalang, Bogor, Jawa Barat. 

Baca juga: Prabowo ke Megawati: Kami Tunggu Ibu Jalan-jalan ke Hambalang

"Kami juga menunggu Ibu jalan-jalan ke Hambalang," kata Prabowo.

Penulis :
Lilis Varwati

Terpopuler