Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

70 Persen Penyakit Menular Baru Berasal dari Satwa Liar

Oleh Noor Pratiwi
SHARE   :

70 Persen Penyakit Menular Baru Berasal dari Satwa Liar

Pantau.com - Direktur Kantor Lingkungan Hidup USAID Indonesia Matthew Burton mengatakan berdasarkan publikasi ilmiah Nature tentang tren global penyakit menular baru sekitar 70 persen berasal dari satwa liar.

"Kemudian 60 persen penyakit menular baru berasal dari hewan," kata Burton terkait peringatan Hari Bumi ke-50 melalui konferensi video di Jakarta, Rabu (22/4).

Sebagai contoh virus korona berasal dari hewan dan bisa menular ke manusia. Sebagian besar virus tersebut menginfeksi hewan tetapi beberapa virus telah menyebar ke manusia dan menyebabkan wabah di antaranya SARS atau MERS.

Baca juga: Pakar LIPI: Aktivitas Manusia Tingkatkan Penyebaran Zoonosis

Matthew mengatakan, dalam waktu 50 tahun terakhir, dunia telah kehilangan sekitar 60 persen satwa liar. Sementara itu jumlah penyakit menular baru meningkat empat kali lipat dalam 60 tahun terakhir.

"Jadi ini bukan kebetulan kalau kerusakan ekosistem berkaitan erat dengan jumlah penyakit menular," ujarnya.

Ekosistem yang baik dan utuh akan memberikan perlindungan kepada manusia. Penyakit baru sering kali disebabkan oleh kerusakan lingkungan dan perubahan aktivitas manusia.

Sebagai contoh lagi, ujar dia, wabah Ebola di mana kebiasaan masyarakat berburu dan pemanfaatan beberapa spesies kelalawar yang membawa virus.

Baca juga: Pakar Patologi Beberkan Bahaya Zoonosis di Tengah Pandemi Korona

Kemudian contoh lain di belahan Benua Amerika tepatnya di kawasan Amazon kegiatan deforestasi menyebabkan kasus malaria menjadi naik. Hutan yang awalnya hijau menjadi gundul sehingga menjadi habitat ideal bagi nyamuk berkembang biak.

"Hasil penelitian tahun ini, deforestasi di Uganda menyebabkan timbulnya penyakit menular yang disebabkan satwa liar karena aktivitas manusia," katanya.

Ia menambahkan hingga saat ini COVID-19 telah menyebabkan 2,1 juta jiwa terinfeksi virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan, Provinsi Hubei, China. Kemudian lebih dari 140 ribu jiwa meninggal dunia dengan kerugian ekonomi mencapai triliun dolar akibat penyakit zoonosis tersebut.

Penulis :
Noor Pratiwi