
Pantau.com - Mungkin kita sudah familiar dengan foto proklamasi kemerdekaan yang terjadi pada 17 Agustus 1945. Namun, tak banyak yang mengetahui jika saat membacakan momen bersejarah itu, sang proklamator Soekarno tengah dalam keadaan kurang sehat. Selain itu, menghilangnya Mohamad Hatta sebelum detik-detik proklamasi juga jadi cerita tersendiri dari momen bersejarah itu.
Menurut biografi Soekarno yang berjudul "Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia" yang ditulis oleh Cindy Adams, Soekarno mengakui jika saat itu, keadaan 'sedikit' di luar kendalinya.
Berita tentang pembacaan proklamasi telah menyebar dari mulut ke mulut. Pada 17 Agustus 1945 pukul 9 pagi, ratusan orang telah berjelal di luar rumah tempat pembacaan naskah proklamasi, di Jalan Pegangsaan No 56, Jakarta. Jalan-jalan menuju rumah Bung Karno telah padat.
"Tidak ada suara hiruk pikuk. Mereka sudah diberi tahu bahwa aku sedang sakit. Selain itu, setiap orang gugup dan tegang," kata Bung Karno dalam buku itu.
Baca juga: Sunyinya Pulau Dewata Bali dari Bidikan Lensa Kamera Fotografer Australia
Bung Karno melanjutkan, seketika ia dibangunkan oleh Fatmawati. Mukanya pucat dan menggigil. Ia hanya tidur beberapa menit saja saat itu. Orang-orang mendesaknya untuk segera membacakan proklamasi saat itu juga. Tapi Bung Karno bergeming.
"Hatta belum datang. Aku tidak mau membacakan proklamasi tanpa Hatta," ujarnya.
Namun selang beberapa saat, Hatta pun muncul. Bung Karno lalu bergegas mengganti pakaian dengan serba putih.
Baca juga: Try Sutrisno Sentil Soal Sikap Nasionalisme Anak Bangsa di HUT RI ke-75
"Upacara itu berlangsung sederhana. Tetapi apa yang kami rasakan kurang dalam kemegahannya, kami penuhi dengan harapan,"
"Aku berjalan ke pengeras suara hasil curian dari stasiun radio Jepang dan dengan singkat mengucapkan proklamasi itu," kata Bung Karno.
- Penulis :
- Adryan N